Tim Pengabdian Masyarakat FISIP UB Gelar Workshop Tentang Pencegahan Radikalisme dan Terorisme

Mukhamad Jaffar Sodik
3 Min Read

Tim Pengabdian Masyarakat FISIP UB Gelar Workshop Tentang Pencegahan Radikalisme dan Terorisme

Mukhamad Jaffar Sodik
3 Min Read

MALANG (dialogmasa.com) – Tim Pengabdian Masyarakat FISIP Universitas Brawijaya menyelenggarakan workshop yang membahas Pencegahan Radikalisme dan Terorisme untuk para pelajar SMK di SMK Al Hikmah Poncokusumo, Kabupaten Malang, Selasa (06/08/24).

Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta mengenai radikalisme dan terorisme serta strategi pencegahannya, sehingga pelajar lebih siap menghadapi tantangan ini.

Kepala Sekolah SMK Al Hikmah, Ibu Nur Sa’adah menyambut baik kegiatan hari ini. Iapun berpesan agar siswa dan siswi bisa menyerap apa yang di paparkan Nara sumber dan mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Abdullah, S.Sos., M.Hub.Int, dosen Universitas Brawijaya selaku narasumber utama, membuka sesi dengan penekanan pada pemikiran radikal yang menganggap perbedaan sebagai kesalahan.

Ia menjelaskan, “Radikalisme muncul dari anggapan bahwa yang berbeda itu salah. Padahal, Indonesia merdeka berkat perjuangan berbagai suku yang berbeda,” ungkapnya.

Abdullah menyoroti bagaimana radikalisme sering kali disertai dengan upaya untuk mengubah prinsip-prinsip dasar seperti Pancasila dan NKRI.

Ia menjelaskan bahwa terorisme mengincar individu yang labil dan bermasalah, memanfaatkan mereka untuk dicuci otak dan digiring mengikuti kehendak agen teroris.

“Tindakan terorisme menciptakan ketakutan dan teror, serta mendorong orang lain untuk mengikuti tindakan ekstrem yang mereka mau,” imbuhnya.

Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terjebak dalam kelompok terorisme meliputi kepentingan politik dan ekonomi, pencarian identitas, pengaruh lingkungan, pendidikan toleransi yang rendah, serta faham agama yang ekstrem. Abdullah juga mencatat dampak terorisme, seperti konflik sosial, trauma, korban jiwa, dan diskriminasi.

Sebagai langkah pencegahan, Abdullah merekomendasikan beberapa tindakan konkret diantaranya;
1. Menjaga nilai-nilai positif seperti silaturahmi dan tolong-menolong di masyarakat.
2. Menghindari kesendirian yang bisa menyempitkan pandangan, serta
3. Meningkatkan pengetahuan tentang sejarah, kekayaan alam, dan budaya Indonesia untuk memperkuat rasa cinta tanah air.

Di akhir sesi, Abdullah menyampaikan kutipan dari sahabat mulia Ali bin Abi Thalib: “Jika kita bukan saudara sedarah, maka kita adalah saudara sesama manusia,” dengan pemahaman bahwa sesama manusia adalah saudara maka rasa saling mencintai dan menjaga akan terwujud.

Wardah dari Mahasiswa UB Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang hadir menjelaskan goal kegiatan hari ini, “Workshop ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam dan praktis kepada para pelajar mengenai cara melawan radikalisme dan terorisme melalui sikap positif dan pengetahuan yang lebih baik,” cetusnya. (WD/Al)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×