PASURUAN (dialogmasa.com) – UPT Satuan Pendidikan SDN Kedungrejo Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, berupaya mengajak warga yang belum bersekolah agar mau mengenyam pendidikan. Melalui gotong royong, warga Dusun Sumbertelor, Desa Kedungrejo, Kecamatan Winongan, membangun ruang kelas sederhana untuk menampung anak-anak yang selama ini tidak bersekolah.
Yatna Supriyatna, Kepala UPT Satuan Pendidikan SDN Kedungrejo, menjelaskan bahwa program ini telah berjalan selama tiga bulan terakhir. “Kami menyebutnya Kerak Telor, Kedungrejo Bergerak di Sumbertelor. Kami juga menggandeng Taman Kanak-Kanak (TK) untuk pendidikan di sana. Alhamdulillah, program ini sudah direstui dan diapresiasi oleh Kepala Desa Kedungrejo, Camat Winongan, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan,” tutur Yatna.

Dalam pelaksanaannya, perangkat desa turut membantu dengan menyediakan mobil pick-up untuk mengantar para guru menyusuri jalanan terjal di area tambang batu yang tandus. Semangat warga dalam mendukung program ini sangat mengharukan, meski komunikasi terbatas, kabar dari mulut ke mulut berhasil mengajak lebih dari 20 anak untuk kembali bersekolah.
Salah satu guru SDN Kedungrejo, Abdul Ghoni (58), yang sebentar lagi pensiun, merasa terpanggil untuk mendidik anak-anak tersebut. “Meskipun jelang pensiun, tetapi demi melihat semangat mereka, saya merasa terpanggil untuk mendidik mereka semampunya. Kita tidak tahu nasib mereka di masa depan, paling tidak mereka merasakan pendidikan di sekolah,” ujar Abdul.
Seorang warga, Sisha (56), juga mengungkapkan kebahagiaannya dengan adanya program ini. “Saya mengharapkan ini sudah lama. Kebetulan ada Pak Yatna ini membuat kegiatan bersekolah, jadi saya ikhlas rumah ditempati anak-anak untuk belajar,” katanya.
Selama tiga bulan, anak-anak belajar dengan fasilitas terbatas di rumah warga, diajar secara privat oleh para guru. Selain itu, Yatna juga berhasil menggerakkan warga untuk membangun kelas semi permanen di atas tanah pekarangan salah satu warga, dengan harapan pendidikan bisa berlangsung lebih layak.
“Mudah-mudahan ruangan ini bisa segera digunakan dan pendidikan bisa berlangsung untuk mengatasi anak tidak sekolah. Saya sangat terbuka kepada siapapun untuk berperan di sini. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung program baik ini,” pungkas Yatna.
Terpisah, Kusnadi, seorang tokoh masyarakat dari Prigen yang juga pengusaha serre sukses, memberikan apresiasi terhadap upaya tersebut. Namun, ia juga memberikan masukan yang menarik.
“Apa yang dilakukan sangat baik, saya terharu dan saya acungi jempol,” ujar Kusnadi.
Masih Kusnadi, “Namun saya punya pikiran bahwa lingkungan yang banyak anak tidak sekolah perlu sentuhan berbeda, saran saya fokus di pelatihan saja yang urgent dibutuhkan misal, kemampuan manajemen keuangan, dan kemampuan jualan online,” imbuhnya.
“Selebihnya mereka diarahkan untuk ke BLK (Balai Latihan Kerja) untuk memilih ilmu yang mereka sukai, karena dalam hidup ini yang wajib itu belajar bukan sekolah,” pungkasnya. (Al/WD).