PASURUAN (dialogmasa.com) – Pasar Plaza Gempol tampak berbeda dalam beberapa bulan terakhir. Aktivitas para pedagang mulai berjalan cukup menjanjikan. Hal tersebut tidak lepas dari peran mantri pasar dan kekompakan para pedagang.
Sepinya aktivitas transaksi pedagang juga disebabkan oleh faktor pandemi beberapa tahun lalu.
Berkat sentuhan yang tak kenal lelah, puluhan pedagang sayur dari berbagai daerah, khususnya pedagang sayur dari Pasuruan, serta dukungan masyarakat Gempol, mampu menyulap area Plaza Gempol menjadi grosir sayur yang prospektif di Segitiga Emas Gempol.
Dalam waktu kurang dari satu tahun, Plaza Gempol sudah bisa menjadi penyumbang retribusi ke daerah dengan nilai yang cukup bagus.
Subakir, Kepala Mantri Pasar, Mochammad Arif, dan staf Bendahara Pasar, Arie, menyampaikan bahwa semenjak adanya pedagang-pedagang sayur yang menempati Plaza Gempol, pendapatan retribusi mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan, terbesar kedua setelah Pasar Cengho Pandaan.
“Syukur Alhamdulillah, kini Plaza Gempol sejak 9 bulan mampu memberikan kontribusi PAD ke Pemkab Pasuruan,” ungkapnya.
Para pedagang di sana berharap ada perhatian dari dinas terkait untuk membantu fasilitas teras yang permanen menghadapi musim hujan tahun depan.
“Kalau bisa, secepatnya pemerintah daerah melalui Disperindag segera membangun sosoran untuk pedagang sayur ini. Supaya pembeli dan pedagang merasa nyaman, tidak hengkang, dan dagangannya tidak rusak atau basi,” terang Subakir.
Jangan sampai keramaian di Plaza Gempol ini kembali sepi karena tidak tanggapnya pemerintah daerah, khususnya Disperindag, atas keluhan pejuang-pejuang ekonomi ini.
Karena Pemerintah Kabupaten Pasuruan selaku pihak yang menjalankan penyelenggaraan pemerintahan, salah satu tugasnya adalah memberikan pelayanan kepada pelaku usaha termasuk para pedagang yang ada di Plaza Gempol.
Hal senada juga disampaikan Mantri Pasar. “Kalau dibangun sosoran, insya Allah pedagang dan pembeli nyaman. Tidak hanya itu, kalau ada sosorannya, banyak pedagang yang mau berjualan di sini. Jadi, lapak ini akan terisi semua,” tandasnya.
Ia juga memohon kepada paguyuban pedagang, bagaimana enaknya bagi pedagang.
“Di sini sudah kerasan, cuma kalau terganggu adanya hujan, kalau panas mungkin bisa diantisipasi, tapi kalau hujan itu tidak bisa diantisipasi,” ucap Subakir.
Salah satu pedagang sayur, Kariyono, dari Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, meyakinkan bahwa semenjak dirinya berdagang di area Plaza Gempol, dirinya merasa nyaman. Banyak pembeli yang berdatangan, apalagi pelanggannya, meski di awal-awal merintis dirinya harus bersaing di sisi harga.
“Awalnya pembeli tidak mau beli di sini, tapi dari hasil kesepakatan teman-teman, harga dibuat bersaing untuk menarik pembeli. Akhirnya harga diselisihkan,” ungkapnya.
Tidak hanya menarik pembeli, para pedagang sayur akhirnya merasa nyaman, sehingga para pedagang sayur saling memberikan informasi tentang nyamannya berdagang di Plaza Gempol. Dari hanya beberapa pedagang sayur, seiring waktu jumlah pedagang sayur menjadi 70 orang.
Kariyono, yang setiap hari mampu menjual rata-rata tonase sayur kentang 7 kwintal, kubis 5 kwintal, bawang seledri 5 kwintal, merasa bersyukur. Bapak 3 anak ini mampu menabung.
Ia berharap yang sama kepada Pemkab Pasuruan untuk segera membangun sosoran atap teras lapak Grosir Sayur.
Begitu juga terkait dengan penanganan sampah, selama ini menurut Subakir di Plaza Gempol baik-baik saja dan terkendali.
“Tidak ada sampah yang tercecer. Kita sudah koordinasi dengan pasar dan paguyuban. Mulai siang sampai jam 10 malam, begitu tutup, sampah pasar langsung ditangani, sapu bersih,” tegasnya. (Ab/Al/Wj)