ARTIKEL (dialogmasa.com) – Di antara gemerlapnya perkembangan zaman dan maraknya makanan modern, klepon tetap memikat hati sebagai jajanan tradisional yang punya tempat khusus di hati masyarakat Indonesia.
Bagi banyak orang, menikmati klepon bukan sekadar menyantap kue kenyal dengan gula merah yang lumer di dalamnya, melainkan juga merasakan warisan budaya yang penuh makna.
Terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung ketan dan tepung beras, klepon membawa filosofi kesederhanaan yang mendalam. Dalam buku Belajar dari Makanan Tradisional Jawa, klepon digambarkan sebagai simbol kesederhanaan.
Bahan-bahannya yang mudah ditemukan seperti tepung ketan, pandan, dan kelapa, mengajarkan kita bahwa kehidupan yang sederhana justru bisa membawa kedamaian dan kebahagiaan. Jajanan ini juga menyampaikan pesan bahwa, seperti tekstur klepon yang kenyal, kehidupan mungkin terasa alot, namun tetap ada manis yang tersembunyi, menunggu kita di balik tantangan.
Di sepanjang ruas jalan Bundaran Nusadua Gempol dan Bundaran Apollo Gempol, Pasuruan, Jawa Timur, terdapat deretan kios penjual klepon yang ramai dikunjungi pembeli.
Banyak bahkan nyaris semua dari kios tersebut menggunakan nama “Wahyu,” ysang telah menjadi ciri khas di area ini. Setiap kios menawarkan klepon dengan cita rasa yang unik, menjadikan tempat ini sebagai destinasi spesial bagi para pecinta klepon.
Klepon yang lembut dan berisi gula merah ini seolah menjadi cerminan kehidupan. Sederhana, bersahaja, namun menyimpan manis yang menanti siapa saja yang berusaha. Jajanan tradisional ini memang bukan sekadar makanan, tetapi simbol dari nilai-nilai yang patut diapresiasi dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber: Jatimnow, RRI, dan buku Belajar dari Makanan Tradisional Jawa