Aktivis Hingga Warga, Kritik Mewahnya Penyelenggaraan Acara Doa Bersama Pilkada Pasuruan 2024

Mukhamad Jaffar Sodik
2 Min Read

Aktivis Hingga Warga, Kritik Mewahnya Penyelenggaraan Acara Doa Bersama Pilkada Pasuruan 2024

Mukhamad Jaffar Sodik
2 Min Read

PASURUAN (dialogmasa.com) — Aktivis dari lembaga (LKPK), Anisah Dahniar, melontarkan kritik terhadap pelaksanaan acara doa bersama yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pasuruan dalam rangkaian sosialisasi Pilkada 2024.

Menurutnya, acara tersebut terkesan mewah namun minim partisipasi publik.

“Acara doa bersama kenapa terkesan dipaksa sehingga minat pengunjung sangat minim,” ujar Anisah saat berbincang dengan Dialogmasa, Selasa (26/11/24).

Anisah menyoroti bahwa Pilkada kali ini terasa berbeda dengan gelaran sebelumnya, terutama dari sisi kemewahan.

“Sepanjang sejarah Pilkada, inilah yang paling mewah. Apa penyebabnya? Apakah karena hanya ada dua pasangan calon? Bahkan, KPU pun menggelar acaranya secara ugal-ugalan dengan kemewahan yang berlebihan,” katanya menambahkan.

Ia menyebut salah satu contoh adalah kehadiran artis ibu kota seperti Hadad Alwi yang tampil dalam acara doa bersama baru-baru ini. Namun, kemewahan tersebut, lanjutnya, tidak dibarengi promosi yang memadai sehingga kehadiran masyarakat rendah.

“Sangat disayangkan, acara tersebut terkesan dadakan dan tidak terprogram dengan baik,” tambahnya.

Anisah juga mempertanyakan transparansi anggaran yang digunakan dalam pelaksanaan acara tersebut. “Berapa anggaran yang dikeluarkan untuk semua ini?” tanyanya.

Menanggapi kritik tersebut, Ketua KPU Kabupaten Pasuruan, Ainul Yaqin, menegaskan bahwa acara tersebut sudah direncanakan jauh sebelumnya.

“Intinya, semua itu sudah terkonsep jauh-jauh hari untuk setiap tahapan Pilkada. Persoalan yang muncul sedikit banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan kami tidak dapat memprediksi tingkat kehadiran,” jelas Yaqin.

Meski demikian, ia tidak menjawab ketika ditanya tentang urgensi mendatangkan artis dibanding menggelar doa bersama yang lebih sederhana dan khidmat.

Warga Pasuruan, Hisyam, turut memberikan tanggapan. “Doa bersama sebenarnya yang dibutuhkan hanyalah orang banyak, sound system, lapangan atau aula. Doa bersama bisa terjadi dengan biaya di bawah Rp1 juta bahkan tanpa biaya jika goal-nya doa,” ujarnya.

Acara doa bersama yang sedianya bertujuan mencapai kesuksesan, meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam Pilkada justru menuai kritik karena dianggap tidak efektif dan boros anggaran. (Al/Wd)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×