Rendahnya Literasi dan Etos Kerja Disinyalir Karena Pola Pikir dan Kebiasaan Malas

Redaktur
2 Min Read

Rendahnya Literasi dan Etos Kerja Disinyalir Karena Pola Pikir dan Kebiasaan Malas

Redaktur
2 Min Read

PASURUAN (dialogmasa.com) – Rendahnya kemampuan literasi dan etos kerja masyarakat Indonesia dinilai sebagai akibat dari pola pikir dan kebiasaan malas. Hal ini disampaikan oleh Masruro, seorang penulis cerpen sekaligus guru asal Pasuruan, menanggapi hasil survei yang pernah dilakukan pada tahun 2015 oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Dalam survei tersebut, yang dikutip dari unggahan akun Studentnesia lima hari lalu, ditemukan bahwa tiga kelemahan utama lulusan S1 perguruan tinggi di Indonesia saat memasuki dunia kerja adalah kurangnya kemampuan membaca, menulis, dan rendahnya etos kerja.

Survei ini kembali menjadi sorotan saat Satryo menyampaikan temuannya dalam acara Indonesia Rector Forum 2024 di Studio Grand Metro TV.

Masruro, saat diwawancarai oleh Dialog Masa pada Kamis (09/01/2025), mengungkapkan bahwa pola pikir yang merasa “sudah cukup mampu” serta kebiasaan malas adalah faktor utama yang menyebabkan rendahnya literasi dan etos kerja. “Malas, sudah merasa bisa,” tegasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa rasa malas adalah karakter yang sulit diubah. Untuk mengatasi hal ini, Masruro menyarankan masyarakat untuk menghindari kebiasaan yang memicu rasa malas membaca, seperti terlalu sering mengonsumsi konten video. “Orang yang terbiasa menonton video biasanya akan merasa lebih sulit diajak membaca atau menulis. Jika ingin meningkatkan minat baca, perbanyaklah konten berbasis tulisan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Masruro menyoroti tahapan seseorang dalam belajar. Ia menilai bahwa banyak orang berhenti belajar pada tahap awal, yaitu ketika merasa sudah cukup pintar.

“Masalahnya, jika seseorang berhenti belajar pada tahap ini, ia akan terjebak dalam pola pikir bahwa dirinya sudah bisa segalanya. Hal ini sangat berbahaya dan menghambat perkembangan,” jelasnya.

Masruro yang aktif dalam dunia literasi juga menyampaikan bahwa perubahan harus dimulai dari lingkungan kecil, seperti keluarga dan komunitas lokal. Ia mengajak masyarakat Pasuruan untuk membangun kebiasaan membaca dan menulis guna meningkatkan kualitas diri serta daya saing di dunia kerja.

Kelemahan dalam membaca, menulis, dan rendahnya etos kerja ini menjadi tantangan yang harus diatasi bersama, terutama untuk mencetak generasi yang lebih kompetitif dan siap menghadapi tantangan global. (Al/Wd)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×