Laksamana Cheng Ho: Cucu Sayyid Ajjal Umar Shamsuddin dan Keturunan Nabi Muhammad

Diary Warda
34 Min Read

Laksamana Cheng Ho: Cucu Sayyid Ajjal Umar Shamsuddin dan Keturunan Nabi Muhammad

Diary Warda
34 Min Read

ARTIKEL (dialogmasa.com) – Laksamana Cheng Ho, yang dikenal sebagai Zheng He (郑和) dalam bahasa Mandarin, adalah tokoh terkenal dalam sejarah pelayaran dunia. Ia dikenang sebagai pelaut, diplomat, dan komandan armada Dinasti Ming. Keterkaitan Cheng Ho dengan garis keturunan Nabi Muhammad melalui kakeknya, Sayyid Ajjal Umar Shamsuddin, menambahkan dimensi religius dan budaya dalam kisah hidupnya. Artikel ini membahas garis keturunan, warisan, dan ekspedisi luar biasa Cheng Ho yang berdampak besar pada sejarah dunia.

Garis Keturunan Cheng Ho: Warisan Kerajaan

Cheng Ho berasal dari keluarga dengan garis keturunan bergengsi. Kakeknya, Sayyid Ajjal Umar Shamsuddin, adalah tokoh terkemuka pada masa Dinasti Yuan (1271–1368). Sebagai seorang Sayyid, ia adalah keturunan langsung Nabi Muhammad melalui putri Nabi, Fatimah, dan menantu Nabi, Ali.

Sayyid Ajjal berperan penting dalam pemerintahan Dinasti Yuan, menjabat sebagai gubernur Provinsi Yunnan. Ia juga berkontribusi dalam penyebaran Islam di wilayah itu. Sebagai cucunya, Cheng Ho mewarisi garis keturunan yang memadukan keagungan bangsawan dan tradisi Islam. Warisan ini, bersama pelatihan militernya, membentuk kepribadiannya sebagai pemimpin di kemudian hari.

Pelayaran Zheng He: Misi Diplomatik

Zheng He (1371–1433) lahir pada masa awal Dinasti Ming. Dalam keluarga Muslim di Yunnan, ia ditangkap oleh pasukan Ming, lalu dijadikan kasim di istana kerajaan. Ia kemudian melayani Kaisar Yongle (Zhu Di).

Antara tahun 1405–1433, Zheng He memimpin ekspedisi maritim yang luar biasa. Armada besarnya terdiri atas ratusan kapal dan ribuan kru, menjelajahi Asia Tenggara, Asia Selatan, Semenanjung Arabia, hingga Afrika Timur. Ekspedisinya bertujuan memperluas pengaruh Dinasti Ming, mempromosikan perdagangan, dan membangun hubungan diplomatik.

Zheng He mengunjungi lebih dari 30 negara, termasuk kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara, India, dan Pantai Swahili di Afrika. Ia terkenal sebagai diplomat yang memperkuat hubungan internasional, menjadikan Tiongkok kekuatan besar abad ke-15.

Identitas Agama dan Budaya Zheng He

Identitas Muslim Zheng He memainkan peran penting dalam misinya. Latar belakangnya memungkinkan komunikasi dan aliansi dengan penguasa Muslim di sepanjang rutenya. Dengan begitu, ia berhasil menjembatani perbedaan budaya antara Tiongkok dan dunia Islam.

Meski beragama Islam, Zheng He tetap setia kepada Kaisar Ming dan menghormati nilai-nilai Konfusianisme, ideologi utama di Tiongkok saat itu. Gabungan tradisi Islam dan Konfusianisme dalam dirinya menjadikannya simbol keterhubungan antarbudaya.

Warisannya dan Signifikansi Sejarah

Pelayaran Zheng He memperluas jaringan perdagangan dan diplomasi Tiongkok, serta mendorong pertukaran budaya dan pengetahuan antara Timur dan Barat. Ekspedisinya membawa pengaruh besar dalam penyebaran teknologi, seni, dan pemahaman lintas budaya.

Setelah wafatnya Kaisar Yongle, pelayaran besar ini dihentikan. Namun, warisan Zheng He tetap hidup sebagai simbol keterbukaan Tiongkok terhadap dunia luar, jauh sebelum era kolonialisme Eropa. Dalam konteks modern, kisahnya menjadi inspirasi bagi diplomasi dan konektivitas global.

Kesimpulan

Laksamana Cheng Ho, cucu Sayyid Ajjal Umar Shamsuddin dan keturunan Nabi Muhammad, adalah sosok ikonik dalam sejarah dunia. Pelayarannya mencerminkan kemegahan Dinasti Ming sekaligus kecakapan diplomasi maritim. Kemampuannya menjembatani budaya Islam dan Tiongkok membuatnya menjadi simbol lintas budaya dan kemanusiaan universal.

Hingga kini, warisan Zheng He menginspirasi pentingnya diplomasi, toleransi, dan saling pengertian antarbangsa. Pelayarannya menjadi bukti kekuatan pertukaran budaya sebagai fondasi perdamaian global.

Referensi:

  1. Gernet, Jacques. China and the Islamic World: The Early Ming Period. Cambridge University Press, 1996.
  2. Liu, Xun. The Travels of Zheng He: An Exploration of the Ming Dynasty Admiral’s Maritime Expeditions. Oxford University Press, 2009.
  3. Wang, Gungwu. The Nanhai Trade: A Study of the Early History of Chinese Trade in the South China Sea. Hong Kong University Press, 1982.
  4. Liu, Xinru. The Silk Road in World History. Oxford University Press, 2010.
  5. Zheng, He. Zheng He: A Biography. Foreign Languages Press, Beijing, 1999.
Oleh: Ali Z A Shahab Business Development Director MULTI BINTANG INTERNATIONAL

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×