PASURUAN (dialogmasa.com) – Pagar Nusa Satria Agung Ranting Wonokerto memperingati Milad ke-5 dengan menggelar acara di Balai Desa Wonokerto, Sabtu (25/1).

Acara tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, termasuk Kepala Desa Wonokerto Sugiono, Ketua PR NU Wonokerto H. Abd Hamid, Ketua Umum Pagar Nusa Satria Agung Ahmad Syaikhu, serta Ketua PAC Pagar Nusa Sukorejo Muhammad Mundir.

Dalam sambutannya, Sugiono menegaskan peran penting Pagar Nusa sebagai pelindung ulama dan penjaga tradisi Nahdlatul Ulama (NU).

“Sebagai satu-satunya perguruan pencak silat di bawah naungan NU, Pagar Nusa harus menjadi benteng bagi para ulama, bangsa, dan negara. Ilmu bela diri yang dimiliki para anggotanya juga diharapkan menjadi landasan untuk berbuat baik kepada semua orang serta menjauhkan diri dari sifat sombong,” kata Sugiono.

Ketua PR NU Wonokerto, H. Abd Hamid, menambahkan bahwa eksistensi Pagar Nusa juga harus diiringi dengan partisipasi aktif dalam kegiatan keagamaan yang diadakan oleh NU.

“Salah satu bentuk nyata menjadi benteng ulama adalah turut serta secara rutin dalam kegiatan Istighosah Rabu Wage di Desa Wonokerto,” tuturnya.

Ketua Umum Pagar Nusa Satria Agung, Ahmad Syaikhu, menyampaikan apresiasi atas semangat dan konsistensi Ranting Wonokerto selama lima tahun terakhir. Hal senada juga disampaikan oleh Ketua PAC Pagar Nusa Sukorejo, Muhammad Mundir, yang berharap Pagar Nusa terus menjaga nilai-nilai luhur yang diwariskan ulama.

Acara ini dimeriahkan dengan pertunjukan pencak silat dari anggota Pagar Nusa yang memukau para tamu undangan dan masyarakat setempat.

Milad ke-5 ini menjadi momentum penting bagi Pagar Nusa Ranting Wonokerto untuk terus menjaga tradisi, menjadi benteng ulama, dan melestarikan budaya pencak silat di bawah naungan NU. (Al/Wd)