PASURUAN (dialogmasa.com) – Menjalani tugas sebagai anggota kepolisian tidak menghalangi Aipda Eko Nugroho untuk tetap menekuni dunia pertanian. Anggota Polsek Nongkojajar ini telah lebih dari satu dekade mengelola lahan pertanian sekaligus beternak sapi perah di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan.
Kecintaan Eko terhadap dunia pertanian sudah tertanam sejak kecil. Ayah dan kakeknya adalah petani, dan kebiasaan itu terus ia jalankan hingga sekarang. “Bertani sudah seperti bagian dari hidup saya. Ini bukan sekadar pekerjaan sampingan, tapi juga cara saya untuk tetap dekat dengan alam dan mengembangkan potensi yang saya miliki,” ujarnya (14/03).
Dengan lahan seluas 8.000 meter persegi yang ia sewa di Dusun Surorowo, Desa Kayukebek, Eko menanam berbagai jenis komoditas seperti lombok, paprika, kentang, kubis, dan bawang daun. Selain itu, ia juga mengelola tujuh ekor sapi perah yang semakin melengkapi aktivitas pertaniannya.
Kesibukan bertugas sebagai anggota kepolisian tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Eko dalam membagi waktu. Namun, dengan sistem sewa dan bagi hasil bersama warga sekitar, ia mampu mengelola pertaniannya dengan baik. “Saya tetap mengutamakan tugas sebagai anggota Polri, tapi di sela waktu luang, saya manfaatkan untuk bertani dan beternak. Keluarga dan warga sekitar sangat mendukung kegiatan ini,” tuturnya.
Tentu tidak semua berjalan mulus. Cuaca ekstrem dan fluktuasi harga hasil panen sering menjadi kendala. Namun, bagi Eko, tantangan ini adalah bagian dari perjalanan seorang petani. “Kadang ada kerugian, kadang untung besar. Tapi saya tidak pernah berpikir untuk berhenti. Justru, ini membuat saya terus belajar agar lebih baik,” katanya dengan penuh semangat.
Kisah Eko Nugroho adalah bukti bahwa keterbatasan waktu bukanlah halangan untuk berkembang. Dengan disiplin, ketekunan, dan semangat pantang menyerah, ia berhasil menjalankan dua peran sekaligus—sebagai abdi negara yang bertugas menjaga keamanan serta sebagai petani yang berkontribusi dalam ketahanan pangan masyarakat. (AL/WD)
