PASURUAN (dialogmasa.com) — Kritik terhadap lemahnya penguasaan bahasa asing di kalangan pelajar Indonesia kembali mencuat ke publik. Intelektual Rocky Gerung menilai, masih diajarkannya Bahasa Inggris di tingkat perguruan tinggi mencerminkan kegagalan sistem pendidikan bahasa sejak jenjang dasar.
“Di universitas masih ada matkul Bahasa Inggris, padahal untuk bergaul skala internasional mahasiswa harusnya sudah bisa Bahasa Inggris. Artinya, mulai awal SD-SMP-SMA pendidikan bahasa asing gagal!” ujar Rocky dalam sebuah video yang viral di media sosial.
Pernyataan itu diperkuat oleh sejumlah komentar masyarakat yang menyoroti fokus pendidikan yang masih lebih mementingkan kuantitas daripada kualitas. “Sekolah dan pemerintah sibuk dengan kuantitas hingga kualitas kurang,” terang munip warga Pasuruan.
Menanggapi kritik tersebut, Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Cabdin) Wilayah Pasuruan, Erwan Tjahjono, menyampaikan perlunya perubahan paradigma dalam pembelajaran bahasa asing di sekolah.
“Jika kita ingin Bahasa Inggris benar-benar dikuasai sejak sekolah, maka pendekatan kita harus berubah. Harus ada pergeseran dari ‘mengajar Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran’ ke ‘mengajarkan dengan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi’,” ujar Erwan dalam wawancara mobile bersama Dialog Masa, Sabtu (5/4/2025).
Ia menekankan bahwa perbaikan tidak cukup hanya dengan menambah jam pelajaran, melainkan juga membenahi keseluruhan ekosistem pembelajaran.
“Bukan hanya jam pelajaran yang diperbanyak, tapi ekosistem pendidikannya juga harus dibenahi—termasuk pelatihan guru, metode pembelajaran, dan dorongan praktik di luar kelas,” jelasnya.
Ketika ditanya apakah ada rencana perubahan di wilayah Pasuruan sejalan dengan gagasan tersebut, Erwan menjawab singkat namun terbuka, “Bisa diakomodir,” pungkasnya. (AL/WD)