Iran dan Amerika Berunding di Oman, Pengamat: Iran Unggul 1:0

Diary Warda
2 Min Read

Iran dan Amerika Berunding di Oman, Pengamat: Iran Unggul 1:0

Diary Warda
2 Min Read

MALANG (dialogmasa.com) – Pembicaraan lanjutan terkait negosiasi nuklir antara delegasi Amerika Serikat dan Iran dijadwalkan berlangsung pekan depan. Pembicaraan lanjutan itu merupakan tindak lanjut dari perundingan sebelumnya yang telah digelar pada Sabtu (12/04) di ibu kota Oman, Muscat.

Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Utusan Khusus Steve Witkoff, sementara pihak Iran dipimpin langsung oleh Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi, yang didampingi oleh sejumlah pejabat tinggi, yaitu Majid Takht-Ravanchi, Kazem Gharibabadi, dan Esmail Baghaei.

Meski dilakukan secara tidak langsung, proses negosiasi disebut berlangsung dalam suasana yang konstruktif dan saling menghormati. Iran tetap menolak perundingan langsung dengan Amerika Serikat dan menunjuk Oman sebagai perantara. Keputusan Iran memilih Oman sebagai lokasi, alih-alih Uni Emirat Arab seperti usulan Amerika, menjadi bagian dari strategi diplomasi yang lebih terkendali dari pihak Teheran.

Abdullah, pengamat Timur Tengah sekaligus dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya Malang, menyebut perundingan ini sebagai respons terhadap surat Presiden AS Donald Trump kepada pemerintah Iran. Dalam surat tersebut, Trump mengancam akan menyerang Iran dikarenakan dugaan pengembangan nuklir menuju tahap senjata.

“Iran memilih tidak menanggapi langsung ancaman tersebut dan justru mengarahkan fokus pada negosiasi energi nuklir dan pencabutan sanksi ekonomi. Ini menunjukkan Iran tidak ingin diatur oleh Amerika, melainkan tetap memegang kendali dalam proses perundingan,” ujar Abdullah kepada Dialog Masa, Selasa (15/04).

Ia menambahkan, keputusan Iran untuk membatasi ruang lingkup pembahasan hanya pada isu nuklir sebagai energi merupakan langkah strategis. “Dari dinamika ini, saya melihat bahwa dalam perundingan kemarin, Iran unggul satu nol atas Amerika,” pungkasnya.

Negosiasi ini menjadi bagian dari upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan antara kedua negara, khususnya terkait program nuklir Iran dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah. (AL/WD)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×