SEJARAH, DIALOGMASA.com – Manusia telah lama mengenal bir. Setidaknya, minuman beralkohol ini sudah dikenal sejak 6000 tahun sebelum Masehi. Bangsa Sumeria-lah yang pertama kali menemukan minuman ini tanpa sengaja saat gandum atau roti tercampur dengan air kemudian berfementasi sehingga menjadi bubur yang memabukkan.
Minuman ini kemudian dikenal masyarakat Mesir Kuno lalu dalam perkembangannya menyebar ke Eropa. Karena cuaca dingin, orang-orang Eropa minum bir untuk menghangatkan tubuh termasuk orang-orang Belanda. Ketika melakukan perjalanan ke Timur untuk mencari rempah, tak lupa mereka juga membawa bir.
Adanya Politik Etis membuat kaum pribumi dari kalangan menengah di mengenal bir. Sementara orang-orang pribumi kaya berusaha menyejajarkan diri dengan orang-orang Eropa dengan minum bir. Seiring waktu bir menyebar ke berbagai kota di Hindia Belanda diikuti dengan konsumsi bir yang makin meningkat. Batavia menjadi kota dengan jumlah impor bir paling tinggi se-Hindia Belanda. Jumlahnya bahkan mencapai separuh dari total jumlah bir yang diimpor kota-kota lain.
Karena jumlah bir impor tak sanggup memenuhi konsumsi bir dalam negeri, pemerintah kolonial lalu mendirikan pabrik bir di Batavia pada warsa 1929. Kendati demikian, hal ini ternyata belum sanggup mencukupi kebutuhan bir dalam negeri.
Dibanding minuman beralkohol lain, bir menjadi favorit karena harganya yang tidak terlalu mahal. Orang-orang kulit putih mengkonsumsinya saat berpesta di di Societeit de Harmonie dan Concordia serta hotel-hotel. (DS)
Referensi
Antoro, Duma Destri. Kenikmayan dalam Minuman, Bir di Batavia: 1900-1942. (2021). Temanggung: Penerbit Kendi