Minat Baca Rendah, Tobroni Tawarkan Solusi untuk Dinas Pendidikan dan Perpustakaan

gayuh
2 Min Read

Minat Baca Rendah, Tobroni Tawarkan Solusi untuk Dinas Pendidikan dan Perpustakaan

gayuh
2 Min Read

PASURUAN, DIALOGMASA.com – Rendahnya minat baca di Indonesia kembali menjadi sorotan. Mahasiswa asal Pasuruan, Tobroni, menyampaikan pandangannya sekaligus menawarkan solusi konkret kepada Dinas Pendidikan dan Dinas Perpustakaan. Pernyataan itu ia sampaikan dalam wawancara pada Jumat, (15/08/2025).

Berdasarkan laporan UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen atau satu dari seribu orang yang benar-benar gemar membaca aktif. Sementara itu, hasil PISA 2022 menempatkan skor literasi membaca siswa Indonesia di angka 371, jauh di bawah rata-rata negara OECD.

“Masalah literasi kita bukan sekadar kemampuan membaca huruf. Ini adalah fenomena multidimensi yang menyangkut kesenjangan infrastruktur, budaya belajar, dan metode pengajaran,” kata Tobroni.

Ia menilai, akses dan distribusi sumber daya pendidikan belum merata. Fasilitas perpustakaan di banyak daerah tertinggal masih minim, begitu juga distribusi buku berkualitas. “Kebijakan literasi juga sering terputus dan tidak selaras antar lembaga,” ujarnya.

Tobroni mendorong Dinas Pendidikan untuk mengadopsi pendekatan whole-school literacy policy. “Literasi harus diterapkan di semua mata pelajaran melalui project-based learning. Guru perlu penguatan kapasitas lewat pelatihan literasi kritis dan digital yang berkelanjutan. Evaluasi pembelajaran pun harus berfokus pada kemampuan analisis dan evaluasi informasi, bukan hafalan semata,” jelasnya.

Sementara itu, untuk Dinas Perpustakaan, ia mengusulkan pendekatan community-driven library. “Perpustakaan tidak cukup hanya menyediakan buku cetak. Harus ada e-book, audiobook, dan sumber belajar interaktif. Perlu juga program literasi berbasis komunitas seperti klub baca, diskusi buku, dan storytelling yang melibatkan tokoh lokal. Akses bisa ditingkatkan lewat perpustakaan keliling berbasis teknologi, misalnya aplikasi mobile library terhubung dengan data perpustakaan daerah,” tutur Tobroni.

Ia berharap pemerintah daerah mau mengadopsi gagasan tersebut demi membangun budaya literasi yang berkelanjutan. “Kalau langkah-langkah ini dijalankan, literasi akan menjadi fondasi kemajuan bangsa, bukan sekadar wacana tahunan,” pungkasnya. (AL/WD)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×