PASURUAN, DIALOGMASA.com – Minuman sari kedelai Sari Nande asal Desa Sumberrejo, Kecamatan Purwosari, menjadi salah satu inovasi lokal yang lahir dari tangan Abah Salim Hariadi.
Produk ini berbeda dengan sari kedelai pada umumnya karena diproses melalui 20 tahapan terukur, mulai dari pemilihan bahan baku, perendaman, pengupasan, fermentasi, hingga pengapian dengan pengaturan suhu agar kandungan nutrisi kedelai tetap terjaga.
“Inilah bedanya Sari Nande. Prosesnya terukur sejak perendaman, pengupasan, penggilingan hingga pengapian. Produk ini murni sari kedelai asli dari Pasuruan,” ujar Salim Hariadi saat ditemui di rumahnya, Minggu (24/8/2025).
Abah Salim memulai usaha sari kedelai pada 2012. Dorongan awalnya muncul dari keprihatinan terhadap rendahnya minat masyarakat bertani juga mengonsumsi kedelai, padahal bahan pangan ini merupakan bagian dari program nasional padi–jagung–kedelai (pajale).
“Saya prihatin, saat petani menanam kedelai, harganya sering jatuh karena kalah bersaing dengan barang impor. Padahal kandungan nutrisi dan protein kedelai sangat tinggi,” ungkapnya.
Menurutnya, sari kedelai mengandung isoflavon, lesitin, dan zat penting lainnya yang bermanfaat untuk regenerasi sel. Banyak konsumen, terutama ibu yang baru melahirkan maupun pekerja pabrik, merasakan kecocokan setelah beralih ke sari kedelai karena sebelumnya tidak cocok dengan susu pabrikan.
Selain untuk konsumsi harian, Abah Salim juga meyakini sari kedelai dapat menjadi bagian dari terapi kesehatan alami. Ia menuturkan pengalamannya terinspirasi dari buku “Penyembuhan dengan Kedelai” karya dr. Hembing.
“Alhamdulillah, saya tidak lagi mengonsumsi obat-obatan. Saat sakit kepala cukup makan pisang dan minum sari kedelai. Kalau sakit pinggang, saya campur dengan jahe merah,” katanya.
Bagi masyarakat yang berminat, Sari Nande dapat dipesan langsung kepada Abah Salim melalui nomor telepon/WhatsApp +62 812-3355-4479. (AL/WD)
