SUDUT PANDANG, DIALOGMASA.com – Perempuan masa kini sering dihadapkan pada peran ganda: menjadi ibu rumah tangga sekaligus perempuan bekerja. Dua tanggung jawab besar ini sering kali menimbulkan tantangan tersendiri, terutama ketika harus menjaga keseimbangan antara urusan domestik dan profesional.
Tingkat stres perempuan yang memiliki peran ganda cenderung lebih tinggi. Mereka dituntut untuk mampu mengatur waktu, energi, dan emosi di tengah berbagai tuntutan. Jika tidak mendapat dukungan dari keluarga, terutama suami, beban ini bisa menjadi tekanan mental yang berat.
Meski demikian, peran ganda juga dapat memberikan dampak positif. Dengan mengelola stres secara bijak, seorang ibu justru dapat menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Mereka belajar tentang kemandirian, tanggung jawab, dan semangat untuk terus berjuang.
Dari sisi ekonomi, perempuan yang bekerja turut membantu keuangan keluarga sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada suami.
Namun, di balik peran itu, sering muncul perasaan bersalah karena merasa tidak bisa memberikan cukup waktu untuk anak-anak. Kondisi ini umum terjadi dan dapat diatasi dengan manajemen waktu yang baik serta komunikasi terbuka antaranggota keluarga. Ketulusan dalam berkomunikasi akan memperkuat ikatan keluarga dan menumbuhkan saling pengertian.
Sebenarnya, kunci utama dari ketahanan keluarga adalah komunikasi. Jika suami dan istri mampu saling memahami, menghargai peran masing-masing, dan berbagi tanggung jawab dengan bijak, maka keseimbangan kehidupan akan tercipta secara alami.
Banyak perempuan yang mampu membuktikan bahwa kesuksesan di dunia kerja tidak menghalangi mereka untuk menjadi ibu yang hebat di rumah. Dukungan keluarga dan lingkungan yang menghargai peran perempuan menjadi faktor penting dalam mewujudkan hal itu. Ketika perempuan merasa diterima dan dihargai, mereka akan lebih berdaya untuk memberikan yang terbaik, baik di rumah maupun di tempat kerja.
Peran ganda perempuan bukanlah beban, melainkan wujud nyata dari ketangguhan dan kemampuan mereka dalam beradaptasi. Dengan dukungan, komunikasi, dan manajemen waktu yang baik, perempuan dapat menjalankan kedua peran itu dengan bahagia dan bermakna.
Oleh: Ainun Nadziroh (Pengamat Isu Perempuan)

