Mengolah Tanah, Membaca Bencana: KOSABANGSA Hadirkan Solusi Nyata untuk Desa

gayuh
3 Min Read

Mengolah Tanah, Membaca Bencana: KOSABANGSA Hadirkan Solusi Nyata untuk Desa

gayuh
3 Min Read

PASURUAN, DIALOGMASA.com –

Kolaborasi Membangun Solusi Nyata

Melalui forum diskusi dan pemetaan potensi desa, tim bersama masyarakat menetapkan dua fokus utama pendampingan: pengembangan teknologi pengolahan pangan dan peningkatan kesiapsiagaan bencana. Pendekatan yang melibatkan warga sejak awal ini membuat inovasi yang dibawa lebih mudah diterima.

Desa Selok Anyar memiliki sumber daya pertanian berupa padi, singkong, pisang, serta umbi-umbian. Namun, pengolahannya masih terbatas dan sederhana. Di sisi lain, ancaman erupsi Gunung Semeru menjadi tantangan yang terus dihadapi. Dari sinilah muncul gagasan untuk menghadirkan teknologi tepat guna yang bisa dioperasikan langsung oleh masyarakat.


Tiga Inovasi untuk Desa yang Lebih Tangguh

Menurut Dr. Any, program KOSABANGSA menghadirkan tiga teknologi utama yang menjawab kebutuhan warga.

  1. Fermentor Pupuk Organik
    Alat ini mengubah limbah pertanian menjadi pupuk organik berkualitas. Petani kini dapat memproduksi pupuk sendiri, mengurangi ketergantungan pada pupuk subsidi, sekaligus memperbaiki struktur tanah.
  2. Mesin Pencacah Bahan Organik
    Mesin ini membantu memperhalus bahan baku pupuk sehingga proses penguraian berlangsung lebih cepat dan efisien.
  3. Teknologi Mitigasi Erupsi
    Inovasi ini berupa sistem peringatan dini dan peta digital kawasan rawan. Warga dilatih menggunakan aplikasi informasi bencana dan alat deteksi getaran sederhana untuk mempercepat langkah evakuasi.

Salah satu petani, Ridho, menyampaikan bahwa inovasi ini sangat membantu.
“Dulu kami sangat bergantung pada pupuk subsidi. Sekarang kami bisa memproduksi pupuk sendiri,” tuturnya.


Peran Pemuda Sebagai Garda Depan

Karang Taruna mengambil peran penting dalam edukasi dan penyebaran informasi mitigasi bencana. Para pemuda aktif melakukan latihan evakuasi dan membagikan Buku Saku Tangguh Semeru kepada setiap keluarga.

“Kami belajar untuk tidak hanya bertahan, tapi juga saling menjaga,” ujar koordinator relawan pemuda, Abd. Khafid.
Hal ini menumbuhkan rasa percaya diri serta kesadaran kolektif masyarakat terhadap pentingnya kesiapsiagaan.


Teknologi yang Dapat Dijalankan Warga

Kepala Desa Selok Anyar, Nurasim, mengapresiasi program ini karena membawa dampak yang nyata.
“Teknologi tidak harus mahal. Yang penting bisa kami gunakan dan kami rasakan manfaatnya,” ujarnya.

Selain memberikan keterampilan baru, program ini juga memperkuat jaringan kerjasama antara masyarakat, akademisi, dan pemerintah desa, dengan tetap menempatkan gotong royong dan kearifan lokal sebagai fondasi.


Dampak yang Terlihat dan Terukur

Evaluasi akhir menunjukkan hasil yang menggembirakan: produktivitas meningkat, kelompok tani mampu memproduksi pupuk secara mandiri, dan kesiapsiagaan warga terhadap ancaman erupsi semakin baik. Program ini juga menghasilkan luaran edukatif seperti artikel, video, dan infografis sebagai penyebarluasan informasi.

Dr. Any menegaskan bahwa KOSABANGSA membuktikan teknologi dan kearifan lokal dapat berjalan beriringan. Teknologi memberi ketahanan, sementara kearifan lokal memastikan keberlanjutan.

Dari Desa Selok Anyar, di lereng Semeru, tumbuh harapan baru: masyarakat yang lebih mandiri secara ekonomi, lebih peka terhadap pengetahuan, dan lebih siap menghadapi bencana.
“Membangun desa berarti menguatkan bangsa. Dari kaki Semeru, kami menyalakan harapan,” tutup Dr. Any Urwatul Wusko. (Ali/Wj)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×