Dr. Muhammad Ali Ridho Memperkenalkan “Qur’anic Holistic Curriculum” di South East Asia Muslim Scientist Conference (SEAMSC) 2025

gayuh
3 Min Read

Dr. Muhammad Ali Ridho Memperkenalkan “Qur’anic Holistic Curriculum” di South East Asia Muslim Scientist Conference (SEAMSC) 2025

gayuh
3 Min Read

MALAYSIA, DIALOGMASA.com – Dr. Muhammad Ali Ridho, Direktur Pendidikan Taruna Insani Boarding School, Sasak Panjang, Tajur Halang, Bogor, Indonesia, memperkenalkan Qur’anic Holistic Curriculum (QHC) dalam South East Asia Muslim Scientist Conference (SEAMSC) yang diselenggarakan pada 17–19 November 2025 di Mardhiyyah Hotel and Suites, Shah Alam, Malaysia. Forum ilmiah regional ini menjadi platform strategis untuk memperkenalkan paradigma baru pendidikan Islam berbasis integrasi wahyu, sains kognitif, dan etika ilmiah bagi masa depan ilmuwan Muslim Asia Tenggara.

Dalam sesi akademiknya, Dr. Ali Ridho menegaskan bahwa QHC hadir sebagai respons terhadap krisis orientasi pengetahuan modern yang sering terlepas dari nilai moral dan fondasi spiritual. Berlandaskan pemikiran Ibn Khaldun mengenai keterkaitan antara pendidikan dan keberlangsungan peradaban, QHC menghubungkan dua horizon epistemik. Pertama, kitābun masṭūr sebagai sumber makna dan etika. Kedua, kitābun manẓūr sebagai ranah observasi, eksperimentasi, dan penalaran ilmiah. Sinergi keduanya memastikan bahwa sains berfungsi sebagai amanah kemanusiaan, bukan kekuatan yang terlepas dari tanggung jawab moral.

QHC dipresentasikan kepada para ilmuwan, peneliti, dan akademisi lintas negara sebagai model kurikulum yang memanfaatkan temuan mutakhir dalam neuroscientific learning. Prinsip kerja otak yang memerlukan praktik, kolaborasi, kreativitas, dan produksi karya diterapkan melalui Project-Based Qur’an (PBQ). Dalam struktur QHC, PBQ menghasilkan dua bentuk luaran utama. Pertama, performance output berupa karya aplikasi seperti prototipe teknologi, eksperimen ilmiah, program sosial, atau intervensi lingkungan. Kedua, scientific writing output berupa dokumentasi akademik yang memuat landasan Qur’ani, metodologi, data, analisis, dan implikasi etis. Mekanisme ini menghidupkan kembali tradisi ilmiah Islam yang selalu berorientasi pada kontribusi nyata dan rekam jejak intelektual.

Pengenalan QHC di SEAMSC selaras dengan fokus konferensi mengenai kebangkitan semangat ilmiah umat dan kontribusi ilmu pengetahuan bagi kemanusiaan. Para peserta dari bidang teknologi, kesehatan, industri halal, perubahan iklim, kecerdasan buatan, dan etika riset menyambut konsep ini sebagai pendekatan strategis untuk memperkuat ekosistem ilmiah Muslim Asia Tenggara.

QHC dirancang melalui tiga pilar utama. Pertama, Qur’anic Language Curriculum yang mengintegrasikan bahasa Arab, Inggris, dan Indonesia untuk menjembatani teks klasik dan wacana ilmiah global. Kedua, Mathematical Logic and APT yang mengasah ketajaman bernalar. Ketiga, Future Orientation Design yang menautkan kesiapan karier dengan mandat kekhalifahan dalam sains, teknologi, kebijakan publik, dan pengabdian kemanusiaan. Struktur ini memberikan landasan pendidikan yang menyatukan wahyu dan akal, refleksi dan aksi, etika dan inovasi.

Dengan diperkenalkannya QHC pada forum ilmiah regional ini, Dr. Muhammad Ali Ridho berharap terbangunnya jejaring ilmuwan Muslim yang menjunjung integritas riset, keberlanjutan ekologis, dan pengembangan teknologi beretika. Upaya ini sejalan dengan pemikiran Seyyed Hossein Nasr tentang spiritualisasi sains dan gagasan Ziauddin Sardar mengenai urgensi paradigma ilmiah Islam yang adaptif terhadap dinamika global. (Reales)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×