SUDUT PANDANG, DIALOGMASA.com — Peristiwa runtuhnya Kerajaan Singosari merupakan salah satu momen paling genting dalam sejarah Jawa. Pada masa itu, kerajaan benar-benar berada dalam kondisi kacau: rajanya terbunuh, pusat kekuasaan hancur, dan sistem pemerintahan tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya.
Dalam situasi tersebut, Raden Wijaya berhasil melarikan diri. Dengan wafatnya raja dan runtuhnya kekuasaan, Singosari secara nyata dapat dikatakan sudah ambruk. Kekosongan kekuasaan itu kemudian dimanfaatkan oleh Jayakatwang, yang selanjutnya mendirikan kembali Kerajaan Kediri. Peristiwa ini menjadi salah satu titik balik paling penting dalam sejarah Jawa.
Pandaan sebagai Basis Pendukung Raja Kertanegara
Kondisi masyarakat pada masa itu dapat dipahami melalui tafsir sejarah atas rangkaian peristiwa yang terjadi. Salah satu tafsir penting muncul dari peristiwa ketika Raden Wijaya menitipkan seseorang yang sangat penting dari pihaknya kepada seorang tokoh di Pandaan.
Peristiwa ini menunjukkan bahwa Pandaan bukan wilayah sembarangan. Pandaan ditafsirkan sebagai basis pendukung Raja Kertanegara. Bahkan, keberadaan Candi Jawi yang berdiri di wilayah dekat Pandaan memperkuat tafsir bahwa daerah tersebut memang telah menjadi pusat kekuatan dan loyalitas terhadap Raja Kertanegara.
Fakta bahwa menantu Raja Kertanegara, yakni Raden Wijaya, berani menitipkan orang penting di Pandaan saat melarikan diri, semakin menegaskan kuatnya posisi wilayah itu dalam peta politik pada masa tersebut.
Waktu Pendirian Candi Jawi dan Kaitannya dengan Runtuhnya Singosari
Pelarian Raden Wijaya dan pendirian Candi Jawi tidak terjadi pada waktu yang bersamaan. Candi Jawi disebutkan secara jelas dalam kitab Negarakertagama sebagai candi yang dibangun atas perintah Raja Kertanegara. Pernyataan ini bukan dugaan, melainkan disebutkan secara tegas dalam naskah tersebut.
Terkait waktu pendiriannya, Candi Jawi tidak memiliki angka tahun yang tertulis langsung pada bangunannya. Namun, berbagai literatur menyebutkan bahwa candi ini dibangun sebelum runtuhnya Singosari pada tahun 1292.
Rentang waktunya berada antara awal pemerintahan Raja Kertanegara pada tahun 1262 hingga keruntuhan Singosari pada tahun 1292, atau selama kurang lebih 30 tahun masa pemerintahan. Diperkirakan pendiriannya tidak terjadi pada masa awal dan tidak pula pada masa akhir kekuasaan, melainkan di pertengahan masa pemerintahan, yakni sekitar tahun ke-20.
Fungsi Candi Jawi sebagai Tempat Penaruhan Abu
Candi Jawi juga berkaitan dengan praktik keagamaan Hindu pada masa itu. Dalam tradisi tersebut, orang yang meninggal dibakar, lalu abunya dikumpulkan. Abu itu kemudian ditempatkan di dalam candi melalui proses yang disebut penaruhan.
Dengan demikian, Candi Jawi bukan sekadar bangunan biasa, melainkan memiliki fungsi spiritual yang sangat penting sebagai tempat penaruhan abu dalam tradisi keagamaan masa tersebut.
Peristiwa runtuhnya Singosari, pelarian Raden Wijaya, posisi Pandaan sebagai basis pendukung Raja Kertanegara, serta pendirian Candi Jawi yang berada dalam rentang waktu tersebut merupakan rangkaian sejarah yang saling berkaitan erat. Semua itu menunjukkan bahwa Candi Jawi berdiri di tengah situasi politik yang sangat genting, ketika kekuasaan lama runtuh dan kekuatan baru mulai tumbuh. (Roib Santoso)

