Tentang Ide Duta Anti Bullying di Sekolah, LKPK Menilai Yang Lebih Penting Evaluasi Aturan dan Fungsi di Lembaga Pendidikan

admin
2 Min Read

Tentang Ide Duta Anti Bullying di Sekolah, LKPK Menilai Yang Lebih Penting Evaluasi Aturan dan Fungsi di Lembaga Pendidikan

admin
2 Min Read

PASURUAN (dialogmasa.com) – Pj Ketua TP PKK Kabupaten Pasuruan, Ny Luhur Andriyanto, mendorong pembentukan duta anti bullying di sekolah-sekolah. Hal ini ia sampaikan dalam acara Sosialisasi Pola Asuh Orang Tua di Era Digital yang digelar di Pendopo Nyawiji Ngesti Wenganing Gusti, Senin (15/7/2024).

Menurut Ny Luhur, duta anti bullying ini bertujuan untuk mengantisipasi potensi terjadinya perundungan di sekolah. Duta anti bullying ini bisa dibentuk di setiap sekolah, mulai dari SD hingga SMA sederajat.

“Menjadi duta anti bullying bisa dilakukan di lingkup sekolah. Karena bullying bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, dan menimpa siapa saja, termasuk para pelajar,” kata Ny Luhur.

Ia menjelaskan bahwa duta anti bullying ini akan bertugas untuk memfasilitasi penyelesaian kasus bullying di sekolah.

“Anak-anakku sekalian harus tumbuh menjadi anak yang bahagia dan sehat. Jangan biarkan ada bullying terjadi di antara kalian. Mari saling mengingatkan satu sama lain,” harapnya.

Namun, gagasan adanya duta anti bullying ini mendapat kritikan dari Lembaga Komunitas Pengawas Korupsi (LKPK). Menurut Kusnadi, dari LKPK, pembentukan duta anti bullying ini merupakan kegiatan yang boros.

“Niat dari duta anti bullying ini bagus, namun ini aktifitas yang boros,” ujar Kusnadi.

Ia menjelaskan bahwa masalah bullying adalah masalah moral yang seharusnya menjadi tanggung jawab guru.

“Prinsipnya adalah guru kencing berdiri, murid kencing berjalan. Jadi masalah bullying adalah masalah moral yang sejatinya menjadi ruang kerja guru, jadi ketika marak perundungan atau bullying di lembaga pendidikan itu yang perlu di evaluasi tenaga pengajarnya atau metode pengajarannya,” jelasnya.

Kusnadi menambahkan, alih-alih membentuk program baru, pihak terkait seharusnya mengevaluasi aturan dan fungsi yang ada di sekolah.

“Jangan dikit-dikit buat hal baru ketika ada masalah, masalah terjadi bukan karena butuh program baru, namun terkadang dan sering kali karena adanya aturan dan fungsi yang salah atau tidak berjalan sebagaimana mestinya,” pungkasnya.(Ali/WJ)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×