PASURUAN, DIALOGMASA.com — Lebih dari 50 massa aksi memadati kawasan Car Free Day (CFD) Pandaan sejak pukul 05.30 WIB pada Minggu, 30 November 2025, dalam rangka memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Kegiatan ini diinisiasi oleh Aliansi Para Puan Pasuruan dan diikuti berbagai organisasi mahasiswa, komunitas perempuan, serta peserta individu tanpa membawa bendera organisasi.
Para peserta yang hadir menandai diri dengan pita oranye di lengan sebagai simbol harapan masa depan yang cerah dan bebas dari kekerasan. Meski berasal dari latar yang beragam, seluruh massa aksi melebur dalam satu gerakan yang mengusung isu yang sama: perlawanan terhadap kekerasan berbasis gender dan diskriminasi.
Rangkaian Edukasi Hingga Konseling Terbuka
Aksi kampanye diawali dengan sosialisasi mengenai pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, edukasi anti-stigma bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS), serta pembukaan bilik konseling dan pengaduan. Selain itu, peserta juga menyampaikan orasi melalui mimbar bebas sebelum membacakan tuntutan secara terbuka.
Sebelas Tuntutan untuk Pemerintah Daerah
Aliansi menyampaikan 11 tuntutan yang dinilai sebagai representasi persoalan yang selama ini muncul di wilayah Pasuruan dan sekitarnya. Tuntutan tersebut meliputi:
- Pembentukan Satgas PPA di tingkat kabupaten hingga desa/kelurahan
- Perlindungan bagi pekerja perempuan di Pasuruan
- Penerbitan Perda yang melindungi hak-hak penyandang disabilitas
- Pembatalan pembangunan real estate di Tretes
- Kampanye masif terkait pencegahan dan penindakan kekerasan seksual
- Penyediaan shelter “ruang aman” khusus perempuan di bawah naungan dinas
- Pembenahan sistem penanganan kasus kekerasan agar lebih cepat, terintegrasi dan responsif
- Pembentukan Satgas PPKS di lingkungan pendidikan, termasuk sekolah dan pesantren
- Penghapusan diskriminasi kepada ODHA
- Penindakan tegas atas aktivitas peredaran narkoba yang melibatkan anak di bawah umur
- Penghentian dispensasi pernikahan usia dini
Aliansi berharap seluruh tuntutan tersebut dapat segera ditindaklanjuti oleh pemangku kebijakan demi menciptakan kondisi sosial yang lebih aman dan berkeadilan.
Respons Positif dari Masyarakat
Aksi ini mendapat sambutan hangat dari pengunjung CFD. Salah satu peserta, Denisa, turut menandatangani petisi sebagai bentuk solidaritas. Ia menilai kampanye ini penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu kekerasan terhadap perempuan.
Emailda, perwakilan dari Harassment Crisis Center (HCC), menyebut aksi ini sebagai kampanye pertama di Pasuruan yang secara khusus mengangkat isu kekerasan terhadap perempuan sekaligus menjadi momentum terbentuknya aliansi lintas organisasi perempuan di wilayah tersebut.
Penutupan Aksi
Kegiatan berlangsung hingga pukul 09.00 WIB dan ditutup dengan pembacaan puisi serta kegiatan bersih-bersih area CFD. Melalui aksi ini, Aliansi Para Puan Pasuruan menegaskan komitmennya untuk terus mengawal isu perlindungan perempuan dan anak di Kabupaten Pasuruan. (Abi/Wj)

