Pasuruan (dialogmasa.com) – Musrenbang Kecamatan Gempol tahun 2025 digelar di Aula Kecamatan pada Rabu pagi (12/2/2025). Kegiatan tahunan tersebut diikuti oleh seluruh kepala desa, sekdes, dan BPD.
Di antaranya, masih ada keluarga miskin ekstrem dan pengangguran, termasuk pengangguran di usia produktif di Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan.
Plt. Camat Gempol, Abdul Rahim Effendy, menuturkan bahwa terdapat 191 KK yang masuk dalam kategori miskin ekstrem. Para keluarga ini tercatat akan menerima bantuan langsung.
“Ibaratnya tidak bisa diberi kail, harus langsung ikannya, karena mereka tidak mampu untuk diberdayakan,” terangnya.
Selain kemiskinan ekstrem, pria yang juga akrab disapa Fendy ini membeberkan data bahwa pengangguran di Gempol mencapai 5,04%. Angka ini jauh lebih kecil dari persentase pengangguran di Kabupaten Pasuruan.
“Ada kemungkinan pengangguran di Gempol ini terselubung. Artinya, banyak anak muda yang cuma nongkrong di warkop akhirnya tercatat sebagai pengangguran. Padahal, mereka bekerja juga lewat gadgetnya,” jelasnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Camat Beji menambahkan bahwa angka-angka tersebut menjadi tantangan dalam Musrenbang kali ini. Dengan tema Hilirisasi Potensi Unggulan Daerah, tiap-tiap desa dituntut untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi atau setengah jadi.
“Jadi, bukan lagi prioritas di kegiatan fisik, tetapi di hilirisasi. Artinya, desa yang memiliki bahan baku diharuskan bisa mengolahnya, sehingga value-nya meningkat dan perekonomian masyarakat juga terangkat,” pungkasnya.
Selain Musrenbang, dalam kesempatan itu Kecamatan Gempol juga memberikan penghargaan kepada beberapa desa. Untuk kategori tiga Musrenbang terbaik diraih oleh Winong, Karangrejo, dan Kejapanan.
Sedangkan kategori Tertib Administrasi dalam Tata Pemerintahan dan Keuangan Desa, berturut-turut dari nomor satu hingga tiga diraih oleh Watukosek, Sumbersuko, dan Wonosunyo.
(Abi/Wj)
