PASURUAN (dialogmasa.com) – Azkiya, penulis muda asal Pasuruan, telah menorehkan prestasi membanggakan dengan menerbitkan delapan buku di usia yang masih muda.

Buku-buku yang telah diterbitkannya antara lain “Filosofi Hidup Santuy,” “Tuhan Maha Pandemi,” “Hujan Turun yang Tak Seharusnya Turun,” “Rentetan Keluh Kisah Hujan,” “Catatan Seorang Mahasantri,” “Bacotivasi,” “Manusia-Manusia Anomali,” dan “Melintas Medan.”

Azkiya memulai perjalanan menulisnya sejak tahun 2019. Dalam wawancaranya di sebuah kafe di Pasuruan, ia menyampaikan, “Sekitar tahun 2019, saya mulai menulis. Saya merasa kepuasan akan muncul setelah menuangkan pikiran dalam tulisan.”

Menurutnya, membaca dan menulis harus menjadi kebiasaan penting, layaknya memeriksa ponsel. “Sepenting kita setiap waktu mengecek hape untuk sekadar scroll sosial media, seharusnya kita juga menerapkan kebiasaan membaca dan menulis setiap hari,” ujarnya.

Azkiya juga mengungkapkan pandangannya tentang literasi di masyarakat. Ia menilai bahwa dana untuk buku di sekolah dari pemerintah seringkali digunakan untuk membeli buku-buku yang kurang menarik.

“Alih-alih perpustakaan sekolah hanya berisi buku-buku pelajaran, harus ada buku-buku cerita yang lebih ringan dan dekat dengan kehidupan. Dengan demikian, saya optimis bahwa generasi pelajar akan jatuh cinta pada membaca, dan pada akhirnya, mereka akan memiliki ide dan imajinasi yang ingin dituangkan dalam tulisan.”

Melalui pengalaman dan pandangannya, Azkiya berharap pemerintah dapat mempertimbangkan cara-cara untuk lebih mendorong minat baca dan tulis di kalangan pelajar. (Ali/WJ)