PASURUAN (dialogmasa.com) – Untuk mencegah serangan hama tikus merusak tanaman padi, belasan petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Subur Makmur Desa Beji, Kecamatan Beji, bersama penyuluh melakukan gerakan pengendalian dengan metode pengumpanan klerat.
Cara pengendalian ini berupa menyiapkan racun tikus berbentuk blok yang dapat digunakan untuk membasmi tikus di rumah, kantor, gudang, dan sawah.
Umpan klerat ditempatkan di jalan yang sering dilalui tikus atau di sarang tikus. Klerat juga dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis tikus, termasuk tikus yang kebal terhadap racun antikoagulan lainnya.

Menurut keterangan Faradiba, petugas penyuluh dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, yang dikonfirmasi pada Selasa (21/01), ia menjelaskan bahwa biasanya serangan hama tikus merusak batang padi dengan giginya. Jika tidak ditangani dengan cepat, maka petani bisa mengalami kerugian dan berujung pada gagal panen.
Ia menambahkan, batang padi berfungsi sebagai alat transportasi ke seluruh bagian tumbuhan, sehingga fotosintesisnya juga terganggu akibat batang padi rusak dan roboh. “Pada masa generatif, tikus juga memakan bulir padi sehingga hasil panennya akan menurun,” imbuhnya.
Selain pengendalian serangan tikus, juga dilakukan kegiatan pengendalian wereng batang coklat di Desa Wonokoyo, Kecamatan Beji. Berdasarkan data, intensitas WBC mencapai 8,14% dengan populasi 1,3 ekor/rumpun. Kegiatan tersebut mendapat respons yang cukup baik dari para petani. (Abi/Wj)