Didampingi Pus@ka, Pemandu Lagu Laporkan Perekam dan Penyebar Video Dirinya

Diary Warda
3 Min Read

Didampingi Pus@ka, Pemandu Lagu Laporkan Perekam dan Penyebar Video Dirinya

Diary Warda
3 Min Read

PASURUAN (dialogmasa.com) – Skandal penyebaran video tak senonoh di Pasuruan mengguncang publik. Ketika DW, seorang perempuan berusia 23 tahun, melaporkan kasusnya ke polisi pada Kamis, 12 September 2024.

DW mengaku menjadi korban pelecehan ketika celananya ditarik paksa oleh seorang pria saat bekerja sebagai Lady pCompanion (LC) di sebuah ruangan karaoke. Namun, yang lebih mengejutkan baginya adalah kenyataan bahwa insiden tersebut terekam dalam video, dan video tersebut tersebar luas di berbagai grup WhatsApp.

Dalam sebuah wawancara dengan media, DW dengan tegas menjelaskan kejadian yang membuatnya sangat terkejut. “Bukan saya yang narik celana, tapi orang di situ. Makanya, di video itu saya sampai jongkok buat betulin celana,” ungkapnya.

Namun, keterkejutannya tidak berhenti di sana. Setelah mengetahui kejadian tersebut direkam dan dibagikan secara luas, DW merasa semakin dipermalukan. “Saya semakin kaget ketika tahu kalau itu ternyata divideo-in dan disebarluaskan,” katanya dengan nada kecewa.

DW menjelaskan bahwa saat itu dia tengah bekerja di ruangan yang dihuni oleh enam orang. Ia mengaku tidak mengenal mereka, namun tidak ada yang menghentikan tindakan memalukan tersebut. “Saya gak kenal siapa mereka, tapi ada sekitar 6 orang di sana waktu itu,” tambahnya.

Video yang berdurasi beberapa detik memperlihatkan DW berjongkok untuk memperbaiki celananya yang ditarik oleh salah satu pengunjung, sementara seorang pria terlihat duduk santai di depannya. Video tersebut diduga diambil dari sudut samping, memperlihatkan sisi DW saat dia mencoba mengembalikan martabatnya di tengah situasi yang memalukan tersebut.

Kasus ini segera diadukan ke pihak kepolisian, di mana DW berharap agar pelaku yang merekam dan menyebarkan video segera ditangkap. Kasatreskrim Polres Pasuruan, AKP Akhmad Doni, telah berjanji akan menindaklanjuti kasus ini asalkan korban membuat laporan resmi.

Direktur Pusat Studi dan Advokasi Kebijakan Publik (PUSAKA), Lujeng Sudarto, yang mendampingi DW, menegaskan bahwa ada unsur paksaan dalam insiden tersebut. “Saya melihat dalam video itu korban dipaksa telanjang, ini tindakan barbar yang sangat kejam,” tegasnya.

Lujeng juga menambahkan bahwa DW kini mengalami dampak psikologis yang mendalam akibat video tersebut viral.

Sementara itu, DW menutup dengan pernyataan yang mencerminkan rasa sakit hatinya, “Sebagai perempuan, martabat saya diinjak-injak. Siapa yang tidak marah ketika auratnya dipermalukan seperti ini?”

Kasus ini kini tengah dalam penyelidikan lebih lanjut oleh kepolisian setempat, dengan harapan bahwa keadilan segera ditegakkan bagi DW. (Ali/Wj) 

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×