DEEP NEWS, DIALOGMASA.com — Di tengah gempuran minuman kekinian yang serba manis dan instan, Bu Dian berdiri teguh di gerobaknya di Gempeng, Bangil, Pasuruan. Sejak pukul 10.00 hingga 21.00 malam, total 11 jam ia bekerja, bukan hanya menjual minuman, tetapi juga menjual sebuah idealisme.
Bu Dian adalah pelaku usaha mikro yang menjual teh dengan satu prinsip emas: cita rasa khas tanpa sedikit pun campuran bahan tambahan. Prinsip ini adalah sumber kekuatannya, namun sekaligus sumber dilema besar yang ia hadapi.
Dilema itu terpampang nyata pada catatan keuangannya. Omzet bersih yang ia bawa pulang per hari hanya berkisar antara Rp50.000 hingga Rp100.000. Jumlah ini tergolong sangat kecil jika dibandingkan dengan durasi kerja keras yang ia curahkan. Namun, ia enggan berkompromi demi mendapatkan untung yang lebih besar.
Ia dihadapkan pada pertentangan batin yang jamak dialami UMKM mikro: haruskah ia menekan biaya dengan menggunakan bahan tambahan, atau tetap menjaga kualitas meski keuntungan terancam tipis?
“Kami selalu berusaha konsisten saat membuat produk teh, tanpa campuran bahan lain. Walaupun terkadang biaya produksi cukup tinggi, kami ingin menjaga rasa dan kualitas,” ujar Bu Dian saat ditemui di tempat usahanya.
Kalimat itu menohok, menyoroti perjuangan sunyi di mana biaya produksi yang tinggi harus ia tanggung demi menjaga rasa dan kepercayaan pelanggan. Konsistensi Bu Dian menjadi benteng yang ia tegakkan melawan godaan untuk mencari jalan pintas.
Harapan Besar di Tengah Keterbatasan
Meskipun harus bertarung dengan margin keuntungan yang tipis, semangat Bu Dian untuk maju tidak pernah padam. Justru, harapan itu menjadi bahan bakar yang membuatnya tetap berdiri selama 11 jam. Ia ingin agar idealisme teh murninya bisa dikenal lebih luas.
Ia berkeinginan kuat untuk mengembangkan usahanya hingga mampu bersaing dengan kompetitor di pasar yang lebih besar.
“Mimpi kami adalah bisa mengembangkan produk hingga mampu menyaingi kompetitor. Untuk memulainya, kami berencana membuka cabang di tempat lain agar lebih banyak orang mengenal produk kami,” tuturnya penuh harap.
Melalui kegigihan, Bu Dian menunjukkan bahwa kunci utama dalam mempertahankan usaha di tengah tantangan adalah konsistensi dan harapan. Kisahnya adalah cermin perjuangan UMKM mikro, yang memilih integritas produk di atas keuntungan instan, sembari terus memupuk mimpi besarnya. (FZ/WD)