PASURUAN, DIALOGMASA.com – Sebanyak 28 keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Pasuruan resmi mengikuti wisuda PKH beberapa waktu lalu.
Prosesi ini menjadi istimewa karena untuk pertama kalinya, para penerima manfaat menyatakan secara sukarela keluar dari program bantuan sosial setelah merasakan adanya perbaikan ekonomi dalam kehidupan mereka.
Koordinator PKH Kabupaten Pasuruan, Nahroji, menjelaskan bahwa inisiatif berhentinya mereka ini murni berasal dari para KPM sendiri. Kesadaran untuk tidak lagi menerima bantuan dianggap sebagai bentuk tanggung jawab sosial sekaligus bukti nyata bahwa program PKH berhasil mengangkat taraf hidup keluarga miskin.
“Wisuda PKH baru tahun ini dan merupakan kemauan sendiri dari KPM. Mereka merasa secara ekonomi sudah berubah lebih baik,” ujar Nahroji kepada Dialog Masa Selasa, (20/05/25).
Menurutnya, keputusan ini selaras dengan semangat yang disampaikan Menteri Sosial RI, yakni bantuan sosial bersifat sementara, namun pemberdayaan bersifat selamanya.
“Sesuai dengan pesan Gus Mensos, bansos itu sementara, berdaya selamanya,” tambah Nahroji.
Langkah para keluarga tersebut turut menuai apresiasi dari masyarakat. Salah satu warga Pasuruan, Amin, menilai bahwa sikap ini mencerminkan kepedulian terhadap sesama yang lebih membutuhkan.
“Kesadaran ini penting karena masih banyak orang yang sedang di posisi bawah dan membutuhkan support dari pemerintah, bahkan dari sesama masyarakat. Kalau ada yang secara sadar menyatakan diri tidak perlu dibantu lagi, maka dana tersebut bisa menjadi solusi bagi orang lain,” ungkapnya.
Wisuda PKH ini menjadi bukti bahwa program perlindungan sosial tidak hanya soal pemberian bantuan, tetapi juga tentang membangun kemandirian dan kesadaran sosial di tengah masyarakat. (AL/WD)