Artikel, DIALOGMASA.com – Kesehatan mental Generasi Z berbeda dari generasi sebelumnya karena jauh lebih terbuka dalam berbagi cerita perjuangan. Generasi Z merujuk pada generasi kelahiran antara tahun 1997 dan 2012.
Sering disebut sebagai generasi si mental lemah merupakan generasi pertama yang tumbuh sepenuhnya dengan internet hingga telepon pintar. Secara spesifik, mereka terhubung secara global dengan berbagai orang dan sebagian besar komunikasi dilakukan menggunakan media sosial dan teknologi.
Dilansir dari jurnal pengabdian Generasi Z dan Kesehatan Mental, jilid 4 nomor 1 Juni 2024, Gen Z merupakan generasi Digital Native yang mudah mengalami stres. Penyebabnya yakni pandemi, pemberitaan tentang masa depan hingga berita buruk di internet.
Tidak heran jika Gen Z sering mengalami gangguan stres, kecemasan hingga depresi. Padahal Gen Z memiliki kelebihan mahir menggunakan teknologi, kecerdasan digital, hingga kemampuan yang multitasking.
Namun, kesehatan mental mereka lebih rentan karena ketidakmampuan mengelola stres dibandingkan generasi lainnya. Berikut ini empat kebiasaan buruk yang bisa ditinggalkan Gen Z demi bisa lebih produktif dan tidak dibayangi gangguan psikologis:
- Terlalu Lama Menghabiskan Waktu di Media Sosial
Media sosial memang menjadi ruang interaksi utama, tetapi penggunaan berlebihan sering membuat Gen Z terjebak dalam doomscrolling atau membandingkan diri dengan orang lain. Hal ini memicu stres, rasa cemas, dan menurunnya kepercayaan diri. Membatasi waktu layar dengan teknik digital detox atau screen time management bisa membantu mengendalikan dampaknya.
- Menunda Pekerjaan (Prokrastinasi)
Kebiasaan menunda tugas sering muncul karena distraksi gadget atau rasa takut gagal. Akibatnya, pekerjaan menumpuk dan menimbulkan tekanan mental. Menggunakan metode manajemen waktu sederhana seperti teknik Pomodoro atau menyusun daftar prioritas harian dapat membantu melawan prokrastinasi.
- Kurang Tidur karena Aktivitas Malam
Banyak anak muda memilih begadang demi hiburan atau menyelesaikan pekerjaan mendekati tenggat waktu. Padahal, kurang tidur berdampak buruk pada konsentrasi, daya ingat, dan kestabilan emosi. Tidur teratur 7 hingga 8 jam per malam adalah investasi penting untuk produktivitas dan kesehatan mental.
- Multitasking Berlebihan
Meski terlihat efisien, multitasking justru menurunkan kualitas kerja dan meningkatkan risiko kelelahan mental. Fokus pada satu pekerjaan dalam satu waktu terbukti lebih efektif, membantu hasil lebih maksimal, serta mengurangi rasa terburu-buru.
Jika bisa meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut, Gen Z dapat menjaga keseimbangan hidup, meningkatkan produktivitas, serta melindungi kesehatan mental mereka di tengah tuntutan zaman yang semakin kompleks. (DH/WD)