ARTIKEL, DIALOGMASA.com – Papan karangan bunga sampai sekarang masih banyak dipesan untuk kepentingan tertentu. Dari segi ukuran, karangan bunga dapat berbentuk bucket bunga atau hand bouquet, korsase, standing flowers, dan bunga papan.
Meski harganya tidak murah, bagi mereka dengan ekonomi elit hal ini jadi semacam simbol selebrasi, apresiasi, hingga ungkapan bela sungkawa.
Di kalangan elit, papan karangan bunga masih banyak dipesan. Alasannya, mereka yang diberi karangan bunga tidak membutuhkan hadiah berupa uang dan barang, melainkan sebuah validasi dan branding.
Validasi dan branding bisa diungkapkan melalui papan karangan bunga yang disertai dengan ucapan dan pencapaian. Pendapat ini sejalan dengan Meti, penulis di Quora sekaligus pelaku usaha di bidang karangan bunga.
“Orang yang mendapat hadiah tersebut (karangan bunga) biasanya sudah berkecukupan atau istilahnya tidak butuh hadiah berupa uang dan barang. Yang saya tahu, hampir semua yang kami kirim karangan bunga itu sebagai bentuk apresiasi,” tulis Meti di Quora (2024).
Bagi kalangan ekonomi mapan, karangan bunga adalah hal wajar dilakukan. Beda halnya dengan kalangan menengah dan bawah, mereka masih berpikir dua kali sebelum memesannya.
Menurut sebagian orang, daripada mengirim karangan bunga yang akan berakhir jadi ‘sampah’, alangkah baiknya memberikan barang yang berguna bagi si penerima.
Selaras dengan pandangan tersebut, dalam pandangan Nabi Islam, pemberian makanan lebih positif daripada karangan bunga.
Melansir dari Jurnal Papatung (2021), karangan bunga dalam bahasa arab disebut iklil al-zuhur. Istilah tersebut sebenarnya tidak dijumpai dalam hadist-hadist Nabi, tetapi harus berpatokan pada hadits Nabi yang menjelaskan tentang etika bertakziah ke rumah duka.
Dalam hadist-hadistnya, ada poin yang harus digarisbawahi, yaitu:
“Sesungguhnya keluarga Ja’far telah disibukkan dengan suatu urusan, yaitu mengurus jenazah mereka, maka buatlah olehmu makanan untuk mereka,” (HR. Ibnu Majah)
Menurut sunnah Nabi, dalam konteks duka hal yang seharusnya diberikan adalah makanan, bukan karangan bunga. Meski tidak ada larangan khusus untuk memberikan karangan bunga ke rumah duka, tetapi alangkah baiknya jika melakukan takziah sesuai dengan apa yang disunnahkan.
Niskala, penulis di Quora (2024) memberikan pandangan cukup luas terkait budaya karangan bunga untuk berbagai kebutuhan acara.
- Karangan bunga untuk acara pernikahan atau selebrasi sebagai ungkapan perwakilan keberadaan seseorang dan memberi apresiasi kepada si penerima.
- Karangan bunga untuk duka sebagai perwakilan rasa simpati dan sedikit memberi kebahagiaan kepada orang yang sedang berduka.
- Papan karangan bunga akan terlihat oleh banyak orang dan menunjukkan keberadaan (Eksistensi ) orang/golongan.
- Papan karangan bunga yang disertai nama pengirim akan terlihat lebih eksis dan involve.
- Dari segi ekonomi, bisnis karangan bunga akan melibatkan berbagai pihak dan jadi jembatan peluang usaha.
Pada poin terakhir (5), dari segi ekonomi memang bisnis karangan bunga akan melibatkan banyak pihak. Mulai dari florist, petani bunga, hingga kurir. Sehingga dari satu pesanan karangan bunga dapat menjadi ladang cuan beberapa pihak. (Ida Farehah)