PASURUAN (dialogmasa.com) – Umat Islam di seluruh dunia memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, yaitu hari kelahiran Nabi terakhir umat Islam yang jatuh pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Perayaan ini disambut dengan suka cita dan berbagai tradisi unik di masing-masing daerah, termasuk di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur.
Masyarakat Pasuruan memeriahkan Maulid Nabi dengan beragam kegiatan seperti membuat tumpeng nasi, tumpeng buah, bahkan arak-arakan buah. Acara ini juga diiringi dengan lantunan sholawat dan bacaan Maulid Diba’, diikuti ceramah dan tausyiah yang mengulas kemuliaan serta sejarah Nabi Muhammad SAW.
Bayhaqi Kadmi, seorang humorolog asal Pasuruan, mengingatkan pentingnya melestarikan peringatan Maulid Nabi.
Ia menekankan bahwa Rasulullah SAW sendiri telah menunjukkan rasa syukurnya atas kelahirannya dengan berpuasa setiap hari Senin.
“Beberapa orang mulai salah persepsi tentang Maulid Nabi, seolah itu tidak dilakukan pada zaman Nabi. Padahal Nabi bersyukur atas kelahirannya dengan berpuasa setiap hari Senin. Itu tanda wujud syukur beliau,” ujar Bayhaqi kepada dialog masa, Minggu (15/09/24).
Bayhaqi juga mendorong umat Islam untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan lebih banyak membaca sholawat, mengkaji sejarah Nabi, dan bersyukur atas nikmat petunjuk yang diberikan melalui Rasulullah SAW.
“Yang penting adalah rasa syukur, sholawat, dan membaca sejarah Nabi,” tambahnya.
Dengan semangat itu, perayaan Maulid Nabi di Kabupaten Pasuruan menjadi momen penting bagi masyarakat untuk semakin mendekatkan diri kepada Rasulullah melalui tradisi dan nilai-nilai yang diajarkan. (Al/WD)