Imbau Petani Tembakau Waspada, DKPP Bojonegoro Perkirakan Potensi Kemarau Basah Tahun Ini

Diary Warda
2 Min Read

Imbau Petani Tembakau Waspada, DKPP Bojonegoro Perkirakan Potensi Kemarau Basah Tahun Ini

Diary Warda
2 Min Read

BOJONEGORO (dialogmasa.com) – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro mengimbau para petani tembakau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan iklim, khususnya potensi terjadinya kemarau basah pada tahun ini.

Kabid Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan DKPP Bojonegoro, Imam Nurhamid, menyebut bahwa musim tanam tembakau diperkirakan akan dimulai pada bulan Mei hingga Juni 2025. Meskipun kondisi tersebut dianggap masih dalam batas aman, petani diharapkan tetap memperhatikan perkembangan cuaca yang bisa berubah sewaktu-waktu.

“Tidak ada masalah besar jika tanam tembakau dimulai bulan Mei hingga Juni, tetapi kami tetap mengimbau petani agar waspada karena iklim tahun ini cukup sulit diprediksi,” ujarnya saat ditemui pada Senin (21/4) seperti dilansir dari radar Bojonegoro.

Tingginya harga jual tembakau dalam dua tahun terakhir membuat antusiasme petani meningkat. Menurut data DKPP, luas lahan tanam tembakau pada tahun lalu mengalami peningkatan signifikan, dari target semula 12.000 hektare menjadi 15.000 hektare.

Imam menjelaskan, tren kenaikan harga tembakau menjadi faktor utama meningkatnya minat petani untuk menanam. Namun, ia menekankan pentingnya langkah antisipasi, terutama menghadapi fenomena iklim yang tidak menentu.

Ahli Klimatologi dari Universitas Bojonegoro, Dr. Heri Mulyanti, menyampaikan bahwa kemarau basah tahun ini kemungkinan berlangsung dalam jangka pendek. Meski sudah memasuki masa kemarau, curah hujan masih berpotensi turun di beberapa wilayah Bojonegoro.

“Ada kemungkinan kemarau tahun ini lebih pendek karena hujan masih turun,” ungkapnya.

Dr. Heri juga menyinggung pengaruh fenomena global seperti El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang menyebabkan ketidakstabilan cuaca. Hal ini bisa berdampak langsung pada siklus pertanian, termasuk budidaya tembakau.

“Jika saat musim kemarau masih turun hujan, petani harus mencari strategi agar tembakau tetap tumbuh maksimal,” tambahnya.

Selain sektor pertanian, potensi kemarau basah juga dikhawatirkan dapat memicu munculnya berbagai macam penyakit. Oleh karena itu, masyarakat dan petani diminta untuk terus memantau informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara rutin.

Dengan langkah antisipasi yang tepat dan kewaspadaan yang tinggi, diharapkan musim tanam tembakau tahun ini tetap dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan panen yang optimal. (Ida/WD)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×