PASURUAN (dialogmasa.com) – Desa Wunut di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menjadi perbincangan publik berkat transparansi dan kejujuran kepala desanya dalam mengelola keuangan desa.
Setiap warga, termasuk bayi, menerima Tunjangan Hari Raya (THR) sebesar Rp 200.000 per orang sejak tahun 2023. Selain itu, pemerintah desa juga membayarkan iuran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan untuk seluruh warganya.
Dana THR tersebut berasal dari pendapatan objek wisata water park yang dikelola pemerintah desa. Berdasarkan data Kelurahan Wunut, total penduduk desa mencapai 2.289 jiwa. Dengan besaran THR Rp 200.000 per orang, dana yang dibutuhkan mencapai Rp 457.800.000. Angka ini sama dengan dana yang disetorkan pengelola wisata Umbul Pelem ke Pendapatan Asli Desa (PADes) Wunut.
Kepala Desa Wunut, Iwan Sulistya, menegaskan bahwa pengelolaan keuangan yang jujur dan sesuai aturan dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
“Asal kita mengikuti aturan dan tidak korupsi, maka negara Indonesia bisa makmur,” ujarnya, dikutip dari post vacio.id, Selasa (1/4/25).
Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Pasuruan, Abdul Alim, menilai bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesejahteraan adalah tingkat keimanan penduduk.
“Cuma satu yang belum dilakukan serentak oleh bangsa Indonesia, yaitu melaksanakan perintah Allah dalam surat Al-A’raf ayat 96. InsyaAllah apabila bangsa Indonesia melaksanakan secara serentak, kesejahteraan akan diberikan Allah kepada kita semua,” ujarnya kepada Dialog Masa, Rabu (2/4/25).
Ayat tersebut berbunyi: “Dan seandainya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf: 96).
Kisah sukses Desa Wunut membuktikan bahwa pengelolaan keuangan yang transparan dan berbasis kesejahteraan dapat memberikan manfaat nyata bagi warga. Model seperti ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia termasuk kabupaten Pasuruan, Bagaimana dengan desamu? (AL/WD)