PASURUAN (dialogmasa.com) – Udik Djanuantoro akhirnya terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Askab PSSI Kabupaten Pasuruan periode 2024–2028 dalam Kongres Luar Biasa (KLB).
Dalam KLB yang digelar di Gedung Serba Guna (GSG) eks Gedung Pemkab Pasuruan, Minggu (13/10/2024) siang, Udik didukung 44 voters atau pemilik klub di Pasuruan.
“Ini kongres yang benar-benar luar biasa, karena sudah dua tahun dirancang, baru hari ini kongres bisa final dan diselesaikan,” kata Udik, membuka sambutannya.
Dia mengapresiasi semangat teman-teman para pemilik klub yang tidak pernah surut di tengah carut-marutnya internal PSSI Kabupaten Pasuruan.
“Akhirnya saya kambuh lagi. Dulu, waktu menangani Persekabpas, saya pernah ketemu dengan Dahlan Iskan, dan dia cerita saat itu dirinya sudah sembuh,” urainya.
Dalam hati kecilnya, kata Udik, dia bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan sembuh ini. Setelah beberapa saat direnungkan, Udik mengaku bahwa hanya orang gila yang mau mengurus sepak bola.
“Atas nama pribadi, kami ucapkan terima kasih kepada para pemilik klub yang sudah mengundang saya untuk kembali menjadi orang gila. Ini saatnya menjadikan Persekabpas luar biasa,” terangnya.
Disampaikan Udik, kata sembuh itu adalah kiasan. Dia menyadari, sepak bola itu tidak bisa diurus oleh orang-orang yang waras.
“Karena kalau orang waras itu akan perhitungan. Sedangkan biaya mengurus sepak bola tidak murah, makanya butuh orang gila,” kelakarnya.
Perlu diketahui, sosok Udik bukanlah orang baru di dunia sepak bola Pasuruan. Dia pernah menjadi manajer Persekabpas saat tim kebanggaan Pasuruan ini ada dalam puncak kejayaannya.
“Tapi jujur, memang saya sedikit gemas ya karena sudah tidak ada lagi kabar bahwa pemain sepak bola asal Pasuruan bisa berseragam timnas Indonesia,” terangnya.
Padahal, kata Udik, zaman dulu selalu terdengar kabar bahwa ada pemain asal Pasuruan masuk dalam skuad timnas Garuda.
“Lintas generasi, baik timnas senior ataupun junior, selalu ada bibit atlet muda Pasuruan yang masuk skuad timnas. Ini yang sekarang hilang,” paparnya.
Dia ingin Kabupaten Pasuruan tetap dikenal sebagai daerah yang luar biasa dalam mencetak bibit pemain. Imaje tentang pabrik pemain ini harus dipelihara.
“Kami ingin kepengurusan PSSI yang sekarang harus bisa menggetarkan sepak bola di seluruh penjuru Indonesia. Pabrik bibit harus dirawat dan diopeni,” tuturnya.
Artinya, kata Udik, pabrik ini adalah klub anggota Askab PSSI yang harus dirawat dengan baik dan diperhatikan agar bisa mencetak bibit atlet yang profesional.
“Saya ingin, pondasi ini yang harus diperbaiki. Buat apa punya tim yang hebat tapi pemainnya bukan asli Pasuruan,” tambah Udik.
Udik menambahkan, Persekabpas zaman dulu itu mayoritas adalah pemain lokal asli Pasuruan. Ada beberapa pemain asing dan dari luar, tetapi didominasi pemain lokal Pasuruan.
“Kalau dulu bisa, sekarang juga harus bisa. Ini nanti kami akan segera bentuk tim untuk menyiapkan Persekabpas yang akan turun dalam Liga 3,” tutupnya. (Abi/Wj)