FEATURE, DIALOGMASA.con – Pagi di Pasuruan Timur masih basah oleh embun. Matahari baru merayap di balik pepohonan, menebarkan cahaya hangat yang menyelinap di sela dedaunan. Di sebuah halaman belakang rumah sederhana, terdengar bunyi embik bersahutan. Di sanalah, di tengah kandang berdinding kayu dan beratap seng, Eko Suryono memulai harinya.
Siapa sangka, pria yang kini duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten Pasuruan dari Partai NasDem itu, rela mengotori tangannya demi mengikat rumput, menuang air, dan memberi makan kambing-kambingnya. Bukan sekadar hobi, ini adalah pilihannya untuk membangun kemandirian ekonomi sekaligus memperkuat ketahanan pangan dari akar rumput — secara harfiah.
“Memberi makan kambing itu sederhana,” ujarnya sambil menyodorkan seikat rumput segar. “Rumput liar, daun, batang singkong—semua ada di sekitar kita. Bahkan kulit singkong pun bisa jadi pakan.”
Ia memilih metode pemeliharaan di kandang, bukan dilepas di padang terbuka. Alasannya praktis: kambing lebih sehat, terpantau, dan terjaga dari risiko penyakit atau pencurian. Bagi Eko, inilah cara mengelola sumber daya yang logis dan efisien.

Sambil mengelus bulu kambing yang baru saja selesai makan, Eko bercerita tentang keyakinannya bahwa kehidupan di desa adalah kekayaan yang tak ternilai. “Di desa itu indah, banyak potensi. Pertanian, peternakan—semuanya bisa berkembang kalau kita mau memanfaatkannya. Kita bisa menekan biaya dengan memanfaatkan hasil alam sekitar,” katanya.
Pesannya kepada anak muda sederhana tapi mengena: jangan gengsi. “Kehidupan harus realistis, logis, dijalani dengan kerja keras, dan tetap bahagia,” ucapnya sambil tersenyum.
Eko tak hanya berbicara, ia mencontohkan. Ia memulai dengan beberapa ekor kambing. Lalu, sedikit demi sedikit, jumlahnya bertambah. Ia tahu, proses ini memerlukan kesabaran, tapi hasilnya akan membentuk kemandirian yang kokoh.
“Ayo, teman-teman yang tinggal di desa dan punya lahan, coba pelihara kambing. Mulai dari satu atau dua ekor. Kembangkan. Jangan tunggu sampai besar untuk memulai,” ajaknya.
Bagi Eko, ini bukan sekadar urusan ternak. Ini adalah upaya kecil namun nyata dalam menciptakan siklus ketahanan pangan yang berkelanjutan — sesuatu yang kini menjadi kebutuhan mendesak, baik di tingkat nasional maupun global.
Dari balik pintu kandang yang sederhana, Eko Suryono mengirim pesan yang kuat: masa depan bisa dibangun dari desa, dari hal yang paling dekat dengan kita. Asalkan ada kemauan untuk belajar, bekerja, dan menghargai apa yang alam berikan, kemandirian bukan lagi mimpi. (Red)