PASURUAN, DIALOGMASA.com –
Meski Pemerintah Kabupaten Pasuruan telah melakukan sosialisasi melalui para camat terkait program Sekolah Rakyat (SR) jenjang SD di Balai Latihan Kerja (BLK) Rejoso, namun hingga kini kuota siswa belum terpenuhi. Padahal waktu launching program ini sudah semakin dekat.
Program yang menyasar anak-anak dari keluarga kurang mampu ini masih kekurangan peserta, terutama pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Dari total kuota 50 siswa, saat ini baru terisi sekitar 35 siswa, sehingga masih ada kekurangan 15 siswa yang perlu segera dipenuhi.
Plt Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pasuruan, Fathurrahman, saat dikonfirmasi di Gedung DPRD menjelaskan bahwa pihaknya terus berupaya memenuhi kekurangan tersebut dengan melibatkan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) untuk menyisir calon siswa di wilayah Bangil dan Gondangwetan.
“Ada informasi dari kelurahan dan desa bahwa warga di dua kecamatan ini banyak yang ingin masuk Sekolah Rakyat,” terang Fathurrahman.
Menurutnya, calon siswa Sekolah Rakyat telah didasarkan pada Data Sosial Ekonomi Nasional (DSEN) dengan syarat keluarga berada di desil satu, yakni kategori miskin ekstrem.
Namun, lanjutnya, keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada kemauan anak, tetapi juga pada dukungan penuh dari orang tua, mengingat sistem pendidikan Sekolah Rakyat berbasis asrama.
Guna menunjang program ini, BLK Rejoso yang dijadikan lokasi asrama dan pembelajaran telah menjalani pembenahan. Dalam tiga pekan terakhir, tim teknis dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerja siang malam menyelesaikan rehabilitasi bangunan.
Beragam fasilitas disiapkan, mulai dari ruang pembelajaran modern, ruang guru yang nyaman, asrama siswa, toilet memadai, hingga klinik kesehatan untuk menunjang kondisi siswa selama tinggal di asrama.
Dengan upaya maksimal dari berbagai pihak, diharapkan seluruh kuota siswa dapat terpenuhi dan pelaksanaan Sekolah Rakyat jenjang SD dapat berjalan lancar sesuai jadwal.
(Abi/Wj)
