PASURUAN (dialogmasa.com) – Upaya membangun Jalan Lingkar Selatan (JLS) dan Jalan Lingkar Utara (JLU), yang diwacanakan untuk mengurai kemacetan arus lalu lintas agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di pusat ibu kota Bangil, digaungkan sejak beberapa tahun lalu. Namun, hingga kini belum ada realisasinya.
Wacana yang disampaikan hanya sebatas janji-janji tanpa pro kepada rakyat, serta tidak ada komitmen dan kesungguhan antara Pemkab dan DPRD dalam membuat konsep perencanaan setiap tahunnya. Padahal, program tersebut sudah digaungkan oleh bupati sebelumnya, bahkan Detail Engineering Design (DED) penataan tata kota sudah disediakan.
“Belum terealisasinya Jalan Lingkar Selatan dan Jalan Lingkar Utara untuk mengurai kemacetan di ibu kota Bangil adalah bukti nyata tidak adanya komitmen Pemkab dan DPRD,” jelas Hartadi, Ketua LSM Merak.
Ia menambahkan, untuk mewujudkan JLU dan JLS memang membutuhkan anggaran yang besar. Namun, menurutnya, alasan anggaran digunakan untuk program makan gratis sejatinya bukanlah penghalang.
“Kalau 50 anggota DPRD di Gedung Raci sepakat mengalihkan pokir (pokok pikiran), maka persoalan ini sudah selesai. Tidak ada lagi alasan terkait anggaran transfer dari pusat atau alasan lainnya,” imbuhnya.
Hartadi juga menyoroti bahwa siapapun bupati yang terpilih nanti, dipastikan penanganan kemacetan di wilayah Bangil akan sulit terwujud karena tidak adanya niat dan komitmen. “Nanti saat pembahasan, dewan malah akan berdalih butuh anggaran besar. Kalau memang anggarannya besar, maka solusinya adalah dilakukan secara bertahap. Pada prinsipnya, harus ada komitmen bersama untuk mewujudkan program yang sudah kadaluarsa ini,” tegasnya.
(Abi/Wj)