Masjid Istiqlal: Berdiri di Bekas Wilhelmina Park

Diary Warda
3 Min Read

Masjid Istiqlal: Berdiri di Bekas Wilhelmina Park

Diary Warda
3 Min Read

SEJARAH, DIALOGMASA.com – Selama Belanda berkuasa terutama di Batavia, pemerintah kolonial tidak memberi peluang berdirinya masjid sebagai tempat ibadah umat Islam di jalan-jalan protokol kecuali gereja dan sekolah Kristen. Tidak mengherankan, banyak gereja dan sekolah milik Kristen yang bisa dijumpai di jalan-jalan utama semisal Gereja Katedral yang berdiri di Lapangan Banteng (Waterlooplein) dan Biara-Sekolah Ursulin di Jalan Pos (Weltevreden). Sementara keberadaan masjid-masjid hanya bisa ditemui di dalam perkampungan dan jauh dari jalan raya.

Pasca kemerdekaan, hasrat untuk membangun tempat peribadatan bagi umat Islam pun muncul sebagai tanda syukur kepada Allah SWT atas kemerdekaan yang telah dicapai. Pembangun Masjid Istiqlal sendiri dicetuskan KH Wahid Hasyim, Menteri Agama, H. Anwar Tjokroaminoto (putra HOS Tjokroaminoto), dan sejumlah tokoh Islam lainnya di tahun 1950.

Istiqlal yang bermakna merdeka ini kemudian didirikan di atas reruntuhan benteng peninggalan Belanda seluas 9,9 hektar yang berada di Wilhelmina Park. Nama Wilhelmina sendiri diambil untuk menghormati pengangkatan Ratu Wilhelmina sebagai Ratu Belanda yang dinobatkan pada 1898. Benteng di taman ini dahulu dibangun Jan Pieterszoon Coen untuk menghalau para pejuang Mataram maupun Banten.

“Taman itu merupakan tempat berjalan-jalan yang teduh dan indah. Sangat cocok untuk tempat bermain anak-anak dan pasangan yang sedang kasmaran. Walaupun letaknya di tengah kota, orang tak akan menyadari bahwa sebenarnya mereka berada di tengah kesibukan kota.”

Demikianlah seorang sedadu Belanda yang baru tiba di Batavia menggambarkan kondisi Wilhelmina Park dalam “Batavia Awal Abad 20”. Ia juga menyebut keberadaan benteng tua di taman memberikan latar pemandangan yang indah. Ditambah lagi kehadiran penjaga juga membuat para pengunjung merasa aman terutama di malam hari

Pemilihan Wilhelmina Park sebagai tempat berdirinya Masjid Istiqlal bukan tanpa alasan. Selain sebagai bentuk rasa syukur, dipilihnya Wilhelmina Park karena tempat ini merupakan simbol penjajahan sehingga harus dihilangkan. Dalam proses pembangunannya, sempat terjadi perdebatan mengenai lokasi masjid. Bung Hatta sendiri menginginkan Masjid Istaqlal dibangun di Jalan Thamrin karena letaknya dekat dengan perkampungan. Alasan lainnya, butuh biaya besar untuk membongkar Benteng Belanda. Saking kuatnya benteng ini, dengan menggunakan dinamit para anggota satuan Zeni Angkatan Darat berusaha meruntuhkannya dan memakan waktu satu setengah tahun agar benteng ini benar-benar runtuh. (DS)

Referensi
Alwi Shahab, (2023), Taman-Taman Firdaus, Jejak Islam Tempo Doeloe, Jakarta: Republika Penerbit.
H.C.C. Clockener Brousson, (2017), Batavia Awal Abad 20, Depok: Masup Jakarta.

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×