SUDUT PANDANG, DIALOGMASA.com – Dalam program Mata Najwa, seperti yang dipublikasikan oleh akun YouTube BRK Falsafah, akademisi Bagus Muljadi menyampaikan pandangannya mengenai makna sejati pendidikan tinggi yang dinilainya telah bergeser dari tujuan awalnya.
Ia menekankan bahwa kuliah seharusnya tidak semata-mata bertujuan untuk memperoleh pekerjaan, melainkan untuk membentuk manusia yang berpikir bebas dan mampu menciptakan lapangan kerja.
“Pengertian sejarah itu sendiri, tentang apa itu sarjana. Bahasa Inggris sarjana itu baccalaureate, bachelor,” ujar Bagus Muljadi.
Ia menjelaskan bahwa istilah bachelor telah dikenal sejak 800 hingga 900 tahun lalu di Oxford dan Paris. Untuk mendapatkan gelar tersebut, seseorang harus melalui jenjang pendidikan yang disebut liberal arts.
“Liberal arts dari kata dasar liberty, bebas. Itu artinya orang yang mau belajar bukan untuk dapat kerja, tapi untuk menjadi free spirit,” kata Bagus.
Ia menambahkan bahwa dalam pendidikan liberal arts, yang pertama kali diajarkan bukanlah matematika atau fisika, melainkan retorika, logika, dan tata bahasa. “Dia bisa berpikir, maka pasti bisa dapat kerja. Tapi tujuannya bukan buat dapat kerja,” ujarnya.
Bagus juga menjelaskan bahwa pendidikan vokasi memiliki tujuan berbeda karena berfokus pada kesiapan kerja. “Untuk dapat kerja itu pendidikan vokasi sebenarnya, karena dari kata dasar vocare, yang artinya panggilan, panggilan profesi,” terangnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pemegang gelar sarjana sejatinya merupakan pilar demokrasi. “Baccalaureate holders, pemegang gelar sarjana itu, adalah pilar-pilar demokrasi sebenarnya. Untuk membuat masyarakat yang bisa menjadi landasan open society, supaya negara bisa terus berdiri secara demokratik,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Najwa Shihab menegaskan bahwa kampus memiliki peran penting dalam melahirkan pemikir bebas. “Kampus tujuannya melahirkan pemikir bebas, gagasan-gagasan liar yang seharusnya bisa dikembangkan. Tujuan jangka pendeknya, kuliah bukan untuk dapat kerja,” ujar Najwa Shihab.
Bagus Muljadi kemudian menutup pernyataannya dengan menekankan kembali perbedaan antara pendidikan untuk mencari pekerjaan dan pendidikan untuk menciptakan lapangan kerja.
“Kuliah itu untuk menciptakan lapangan kerja, bukan untuk dapat kerja. Menciptakan lapangan kerja, bukan jadi pekerjanya,” ucapnya.
Sebagai contoh, ia menyinggung praktik yang diterapkan di Institut Pertanian Bogor (IPB). “Bahwa di IPB itu sangat dipentingkan hubungan antara lulusan dengan entrepreneurial world. Jadi di IPB itu, lulus bukan untuk dapat kerja, lulus untuk menciptakan lapangan kerja. It’s a very different thing,” tutup Bagus Muljadi. (Red)

