PASURUAN, DIALOGMASA.com – Operasi pasar merupakan program pemerintah untuk menstabilkan harga, khususnya pada komoditas pangan dan bahan pokok utama.
Program ini umumnya dilakukan dengan menyediakan barang kebutuhan masyarakat dengan harga lebih rendah dari harga pasar, bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Perum Bulog, pabrik gula, dan perusahaan distribusi lainnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Pasuruan, Mita, menjelaskan bahwa operasi pasar biasanya digelar pada momen tertentu, termasuk bekerja sama dengan pemerintah provinsi.
“Tahun ini kami menggelar operasi pasar menyambut Natal dan Tahun Baru, juga bekerja sama dengan provinsi,” ujar Mita kepada Dialog Masa, Rabu (13/8).
“Komoditas yang disediakan antara lain beras SPHP dan Minyak Kita bekerja sama dengan Bulog dan Rajawali Nusindo, serta gula dari PG Kedawung. Kami juga mengadakan pasar murah dan operasi pasar untuk komoditas tertentu secara berkala.”
Namun, di tengah pelaksanaannya, masyarakat menilai operasi pasar memiliki keterbatasan. Program ini biasanya hanya berlangsung singkat dan jumlah barang yang disediakan terbatas, sehingga tidak semua warga dapat membeli. Setelah berakhir, harga barang cenderung kembali naik. Selain itu, akses masyarakat di daerah terpencil atau yang memiliki keterbatasan mobilitas juga terbatas.
Nahoi (42), warga Pasuruan, mengusulkan agar distribusi sembako murah dilakukan secara rutin melalui pemerintah desa.
“Kalau bisa sembako murah ini disalurkan lewat desa secara rutin, supaya semua warga bisa mendapat manfaatnya,” ujarnya.
Dengan memahami konsep, tujuan, dan mekanisme operasi pasar, masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan program ini. Evaluasi dan perbaikan ke depan juga diperlukan agar operasi pasar benar-benar mampu menjaga stabilitas harga dan menjangkau semua lapisan masyarakat. (AL/WD)