PASURUAN, DIALOGMASA.com – Dalam momentum peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, mahasiswa Yadika Bangil, Bagus, menyerukan agar proses rekrutmen kerja di Indonesia terbebas dari praktik calo dan “orang dalam” (ordal). Menurutnya, perekrutan tenaga kerja harus dilakukan secara transparan, manusiawi, dan berbasis kompetensi.
“Rekrutmen harus manusiawi dan bebas dari praktik pencaloan atau orang dalam. Serap tenaga kerja sesuai kompetensi dan karakter, bukan karena hubungan keluarga atau kedekatan,” tegas mahasiswa Jurusan Sistem Teknologi dan Infromasi, Bagus saat diwawancarai Dialog Masa, pada Sabtu (16/8/2025).
Ia mengusulkan penerapan sistem rekrutmen satu pintu yang terintegrasi dari tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten. Sistem ini dinilai dapat meminimalkan penipuan lowongan kerja yang marak di media sosial dan mempermudah akses informasi bagi para pencari kerja.
Bagus juga menilai, momentum kemerdekaan adalah saat yang tepat untuk memperkuat nilai-nilai keadilan, persatuan, dan kesejahteraan. Tiga nilai tersebut, kata dia, merupakan cita-cita kemerdekaan yang masih perlu diperjuangkan. “Masih banyak ketimpangan yang perlu diperbaiki, tapi saya optimis proses menuju ke sana terus berjalan,” ujarnya.
Dalam pandangannya, pendidikan juga memegang peranan penting. Ia menolak paradigma yang memandang manusia hanya sebagai “sumber daya” atau alat produksi. “Pendidikan harus menjadi sarana menumbuhkan dan mengembangkan potensi manusia, bukan sekadar memenuhi kebutuhan pasar kerja,” imbuhnya.
Selain itu, ia mendorong percepatan program Petani Milenial untuk membangkitkan sektor pertanian dan menjadikan desa sebagai pusat penggerak ekonomi masyarakat. Bagus meyakini, langkah-langkah tersebut dapat menjadi pondasi bagi Indonesia yang lebih adil, makmur, dan bebas dari praktik-praktik yang merugikan rakyat. (AL/WD)