Muslim, Saudagar Bangil yang Menyulam Sukses dari Cetak Kertas hingga Kandang Kuda

Diary Warda
4 Min Read

Muslim, Saudagar Bangil yang Menyulam Sukses dari Cetak Kertas hingga Kandang Kuda

Diary Warda
4 Min Read

FEATURE, DIALOGMASA.com – Di tengah geliat bisnis dan perubahan zaman, nama Muslim mencuat sebagai salah satu sosok inspiratif asal Bangil, Kabupaten Pasuruan. Bukan sekadar beruntung, perjalanan hidupnya menunjukkan bahwa keberhasilan adalah buah dari ketekunan, kecintaan belajar, dan keberanian mengambil langkah di jalur yang tidak biasa.

Berawal dari usaha percetakan, Muslim perlahan membangun fondasi bisnisnya. Di tangan dinginnya, usaha cetak-mencetak itu tak hanya bertahan dari gempuran era digital, tapi juga menjadi pintu awal menuju berbagai lini bisnis lainnya. Ia kemudian merambah ke bidang kavling tanah, properti, hingga kontraktor. Namun, yang membuat kisahnya semakin unik dan menarik adalah perjalanannya memasuki dunia ternak dan pacuan kuda.

“Saya menyukai kuda, karena kuda adalah hewan yang disayang Rasulullah SAW,” ujar Muslim. Kecintaannya pada hewan berkaki empat itu bermula pada tahun 2023, ketika ia memutuskan untuk membeli seekor kuda yang ia beri nama Ganjar. Tak disangka, dari satu kuda itu kini telah berkembang menjadi tujuh ekor—dengan jenis yang beragam mulai dari kuda sandel Sumbawa, kuda poni tinggi hampir dua meter, hingga kuda pacu unggulan.

Merawat kuda dengan cinta dan totalitas

Bagi Muslim, merawat kuda bukan hanya soal hobi, tetapi ada nilai ibadah dan keasyikan tersendiri di dalamnya. “Memberi makan, membersihkan kandang, bahkan membuang kotorannya itu bagian dari ibadah, seperti yang saya pernah dengar dari hadis Nabi,” katanya.

Namun, ia tidak menutupi bahwa hobi ini bukan untuk semua orang. “Kalau tidak punya lahan luas, jangan coba-coba dulu. Kuda butuh ruang besar dan perhatian serius. Tapi kalau ditekuni dengan benar, ini bisa jadi ladang rezeki,” lanjutnya. Muslim bahkan menyebut bahwa satu anak kuda saja bisa bernilai ratusan juta rupiah.

Tak hanya soal bisnis dan hobi, Muslim juga dikenal sebagai figur aktif di masyarakat. Ia dipercaya memimpin sebagai Ketua Barikade Gus Dur serta menjabat Bupati LIRA (Lumbung Informasi Rakyat)—dua peran sosial yang menunjukkan dedikasinya untuk masyarakat dan isu-isu publik.

Dalam menjalankan semua lini usahanya, Muslim memegang satu prinsip kunci: kuasai ilmunya terlebih dahulu. “Saya tidak pernah main-main dalam usaha. Sebelum memulai, saya amati, saya pelajari, saya analisa. Itu yang membuat bisnis saya bisa bertahan dan bersaing,” tegasnya.

Muslim juga punya misi lebih besar di dunia kuda. Ia ingin membangun peternakan kuda profesional, tak hanya untuk berolahraga dan berkuda, tapi juga untuk melahirkan atlet dan pebisnis kuda dari Pasuruan. “Untuk anak-anak muda, ayo kenali dunia kuda. Bisa jadi ladang ibadah, peluang bisnis, bahkan jalan jadi atlet joki.”

Ia berharap pemerintah daerah dan dinas terkait memberi perhatian lebih pada ekosistem ini. “Kami butuh dukungan. Lapangan pacuan misalnya, sangat penting agar olahraga ini bisa terus hidup dan menjadi aset daerah. Jangan hanya sapi, kambing, dan ayam yang dilirik. Kuda juga punya potensi luar biasa.”

Kisah Muslim adalah bukti bahwa keberhasilan tidak melulu tentang latar belakang atau warisan, melainkan tentang kesungguhan, ilmu, dan keberanian mencoba hal baru. Dari cetak kertas hingga kandang kuda, ia telah membuktikan bahwa jalan hidup bisa begitu berwarna ketika dijalani dengan tekad dan semangat yang menyala. (AL/WD)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×