PASURUAN (dialogmasa.com) – Penyakit Chikungunya mulai menyerang sejumlah warga Dusun Kanigoro, Desa Kertosari, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Penyakit yang disebabkan oleh virus Chikungunya dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ini mengakibatkan warga merasakan nyeri sendi.
Wabah dirasakan warga sejak awal Januari. Azizah, salah satu warga yang dikonfirmasi wartawan pada Jumat (21/02), mengatakan dirinya merasakan jari-jari kaki kaku sehingga sulit untuk beraktivitas, terutama berjalan.
“Kalau kena itu rasanya sakit, terus jari-jari kaku saat digerakkan. Bahkan kalau kambuh, buat jalan saja kaki tidak bisa digerakkan,” tuturnya.
Keterangan yang sama disampaikan oleh Eko. Sejak tiga minggu terakhir, beberapa keluarganya mengalami sakit akibat gigitan nyamuk Chikungunya. Dia merasakan sekujur badannya kaku dan nyeri, terutama di bagian persendian, baik tangan maupun kaki. Bahkan saat kambuh, dia tidak bisa menggerakkan kakinya untuk berjalan karena persendiannya terasa tak menyatu.
“Sudah periksa ke dokter, selain minum obat juga disuruh rutin berjemur supaya otot tidak kaku,” terangnya.
Selain itu, beberapa warga lain juga tampak rutin berjemur setiap pagi demi bisa segera sembuh dan kembali beraktivitas normal. Warga berharap ada penanganan cepat dari instansi terkait, seperti Puskesmas, untuk mengatasi wabah Chikungunya ini, misalnya melalui fogging hingga pemberian obat abate gratis.
Topan, Ketua Tagana, menerangkan bahwa setidaknya ada puluhan warga yang terkena wabah Chikungunya, bahkan anaknya sendiri juga sudah terinfeksi. Wabah ini dirasakan sejak musim hujan tiba sekitar satu setengah bulan terakhir.
“Rata-rata gejalanya otot kaku dan tidak bisa bangun, badan demam juga berkeringat dingin, serta terasa lemas,” ujar Topan.

Terpisah, Camat Purwosari, Abdul Munif, yang dikonfirmasi terkait adanya wabah penyakit Chikungunya, mengaku belum mendapat informasi.
“Coba saya kontak Pak Kadesnya. Jika betul, kami minta segera membuat laporan agar ada tindak lanjut yang cepat,” jelasnya.
(Abi/Wj)