OTOFAGI (Manfaat Puasa Menurut Sains)
Bagaimana kita mendapatkan penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan berikut:
● Puasa membuat tubuh sehat. Bagaimana penjelasan ilmiahnya ?
● Bagaimana Sains menjelaskan kaitan puasa dengan Otofagi ?
● Puasa seperti apa yang optimal bagi kesehatan ?
TUMBUH & RESTORASI
Sel dapat berada di salah satu dari 2 keadaan, yaitu :
1. Tumbuh & 2. Restorasi
Ke 2 keadaan ini tidak bisa aktif bersamaan.
Ada 2 protein yang menjadi penentu keadaan sel tersebut.
1. Kondisi tumbuh terjadi jika protein mTOR aktif.
2. Kondisi restorasi terjadi jika protein AMPK aktif.
Untuk mendapatkan tubuh yang sehat, kondisi tumbuh dan kondisi restorasi harus terjadi bergantian.
Kondisi Tumbuh berlangsung sekitar 12 jam sejak kalori terakhir masuk ke tubuh. Jika selesai makan sahur jam 4 pagi, maka kondisi Tumbuh akan berlangsung sampai jam 4 sore (jam 16.00).
Selanjutnya mulai jam 4 sore sampai jam 6 sore (saat buka puasa), selama 2 jam, tubuh berada pada kondisi Restorasi.
Jika makan terakhir sebelum tidur dilakukan jam 9 malam (21.00) & saat sahur hanya minum air mineral (tanpa asupan kalori) maka kondisi Tumbuh berakhir jam 09.00. Dan sejak jam 09.00 hingga jam 18.00 (9 jam), tubuh berpindah ke dalam kondisi Restorasi.
Jadi dengan cara sahur hanya minum air mineral, kita mendapatkan kondisi Restorasi yang jauh lebih lama dibanding cara makan sahur yang berkalori.
Mekanisme yang terjadi ketika tubuh berkondisi Restorasi :
▪︎ Otofagi berlangsung (Ref.1 & Ref.2)
▪︎ Epigenetik DNA diperbaiki (Ref.1 & Ref.2)
▪︎ Pembakaran Asam Lemak meningkat (Ref.3)
▪︎ Sistem Imun tubuh menguat (Ref.2)
▪︎ Telomere (ujung dari DNA) dipertahankan panjangnya (Ref.1 & Ref.2), artinya harapan hidup akan semakin panjang. Pada narasi ini, akan kita bahas 3 hal yang pertama.
● OTOFAGI
Otofagi adalah proses pembersihan cairan di dalam sel tubuh dari berbagai macam “sampah”. Pembersihan diperlukan agar fungsi sel tetap optimal. Jika sel sel organ tubuh banyak yang ber “sampah”, maka organ tubuh akan terganggu kerjanya, yang bisa menyebabkan penyakit Degeneratif.
Dari mana asal “sampah” ini ? Salah satu fungsi terpenting sel adalah membuat protein di dalam sel. Jenis protein yang dibuat tergantung pada macam GEN yang aktif dalam inti dari sel tersebut. Jenis protein yang dibuat di sel tulang berbeda dengan protein yang dibuat di sel kulit.
Ukuran protein bermacam macam. Ada yang tersusun dari 2 jenis asam amino. Namun ada pula yang tersusun dari 100 asam amino.
Penyusunan protein terkadang tidak berlangsung sempurna. Ada yang DNA nya “salah lipat” sehingga protein tidak dapat digunakan.
Protein yang DNA nya “salah lipat” akan menjadi “sampah” yang terakumulasi di dalam sel. Sel pada anak muda jarang menghasilkan “sampah”, sehingga kalau pun ada “sampah”, dapat dibersihkan dalam waktu singkat.
Sel pada LANSIA banyak ber sampah, karena lebih sering menghasilkan protein yang “salah lipat”. Akibatnya proses untuk membersihkan “sampah” (Otofagi), memerlukan waktu yang lebih lama.
Selain membersihkan “sampah”, selama Otofagi juga terjadi pembuangan komponen komponen sel yang rusak. Nah, kini kita jadi faham, mana yang lebih baik, Otofagi selama 2 jam, atau Otofagi selama 9 jam per hari selama Ramadhan ?
● Perbaikan EPIGENETIK
Inti Sel berisi DNA. Pada manusia, DNA terdiri dari ± 40.000 gen yang tersebar dalam 23 pasang kromosom. Gen merupakan “cetak-biru” pembuatan protein di setiap sel. Susunan gen yang sama bisa memunculkan ekspresi protein yang berbeda, tergantung di mana lokasi sel tersebut berada.
▪︎ Susunan gen yang sama akan terekpresi menjadi sel kulit bila sel tsb berada pada jaringan kulit.
▪︎ Susunan gen yang sama akan terekpresi menjadi sel tulang bila sel tersebut berada pada jaringan tulang.
▪︎ Susunan gen yang sama akan terekpresi menjadi sel daging bila sel tersebut berada pada jaringan daging.
Karena faktor usia dan lingkungan, kemungkinan besar terjadi salah ekspresi pada suatu sel. Misalnya, di suatu sel kulit, selain mengekspresikan gen untuk kulit, ternyata gen untuk tulang juga terekspresi. Akibatnya, sel tersebut kehilangan jati dirinya. Bukan sel kulit, namun juga bukan sel tulang. Kejadian ini disebut salah Epigenetik.
Sel sel di tubuh lansia berpeluang besar mengalami banyak salah epigenetik. Jika pada suatu organ banyak terdapat sel yang salah Epigenetik, maka fungsi organ tersebut akan terganggu. Ini akan menjadi penyebab munculnya penyakit Degeneratif.
Pada kondisi restorasi, kesalahan epigenetik ini akan diperbaiki oleh sekelompok protein di dalam sel yang disebut SIRTUIN (Ref.1)
● Pembakaran ASAM LEMAK
Perpindahan dari kondisi Tumbuh ke kondisi Restorasi terjadi saat GLUKOSA dalam darah sudah MINIM, serta cadangan GLIKOGEN di OTOT dan LIVER (hati) sudah habis terpakai. Itulah sebabnya perpindahan ke kondisi Restorasi baru terjadi sekitar 12 jam setelah kalori terakhir masuk perut.
Pada pengidap penyakit RESISTENSI INSULIN, saat kondisi Restorasi, sel sel otot memakai Asam Lemak yang tersedia di dalam sel sebagai sumber tenaga. Resistansi Insulin adalah kondisi dimana tubuh butuh kadar insulin yang sangat tinggi untuk menurunkan kadar glukosa darah kembali normal (<100 mg/dL).
Resistansi Insulin lebih populer disebut sakit PREDIABETIS dan DIABETIS type 2. Menurut dokter Jason Fung (Ref.3), penyebab Resistansi Insulin adalah FATTY MUSCLE, yaitu terlalu banyak Asam Lemak di bagian dalam sel. Asam lemak tersebut terakumulasi bertahun tahun di dalam sel otot sebagai akibat dari banyak mengkonsumsi KARBOHIDRAT.
Karbohidrat di dalam tubuh akan berubah menjadi Glukosa dan masuk ke dalam sel otot. Karena Glukosa di dalam sel melimpah, maka sel memprioritaskan memakai Glukosa sebagai sumber tenaga. Pada saat kondisi Restorasi, barulah Asam Lemak di dalam sel digunakan sebagai Energi. Jika kadar asam lemak di dalam sel bisa dinormalkan, maka Resistansi Insulin akan sembuh.
Kebiasaan berpuasa untuk memperbaiki kesehatan tubuh, bisa ditingkatkan untuk pencegahan maupun mengobati penyakit degeneratif yg lebih berat, seperti TUMOR dan KANKER, serta penyakit degeneratif lain, dengan cara menambah durasi puasa sampai lebih dari 24 jam.
Selama puasa untuk kesehatan, kita boleh minum minuman nih kalori seperti :
▪︎ Air Mineral ▪︎ Teh tanpa gula ▪︎ Kopi tanpa gula ▪︎ Dll.
Jadi…, minum minuman nirkalori tidak akan membuat kondisi Restorasi berakhir. Oleh sebab itu, disarankan pada para LANSIA agar lebih sering berpuasa untuk tujuan menjaga kesehatan. Puasa 2x seminggu (Senin Kamis) cocok untuk yang masih muda. Namun untuk LANSIA perlu lebih intensif, misal dengan berseling hari (puasa Daud).
Pilihan lain adalah mempraktekkan puasa berjeda IF (Intermitten Fasting) 22/2 (22 jam puasa & 2 jam makan).
Dengan demikian, setiap hari akan mengalami kondisi Restorasi selama 10 jam.
———————————————
Ref.1 David Sinclair PhD, “Lifespan”, 2019.
Ref.2 Dokter Jeffrey Gladden “100 is The New 30”, 2023.
Ref.3 Dokter Jason Fung, “Diabetes Code”, 2018.
(Sadur/Red)