PASURUAN (dialogmasa.com) – Untuk memantau pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh aktivitas industri, Pemkab Pasuruan memasang alat SPKUA (Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien) dan Onlimo (alat pemantau air) yang dipasang di Sungai Beji. Alat ini merupakan hasil bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pusat, yang ditempatkan di kawasan komplek perkantoran Raci, Bangil.
Pemasangan alat tersebut diresmikan oleh Pj Bupati Pasuruan, Nur Kholis, pada Senin (02/12). Peresmian ini merupakan jawaban atas komitmen Pemkab Pasuruan dalam menangani masalah pencemaran lingkungan, baik kualitas udara maupun sungai.
Kepala DLH Kabupaten Pasuruan, Taufiqul Ghony, menjelaskan bahwa bantuan alat pemantau dari KLHK ini patut disyukuri karena merupakan bentuk kepercayaan atas konsistensi daerah dalam menangani masalah limbah yang sering dikeluhkan masyarakat.
“Alat tersebut dipasang di beberapa titik yang rawan terjadi pembuangan limbah, seperti di Sungai Kedondong, Sungai Wangi Pandaan, dan Sungai Beji,” jelasnya.
Alat ini masih menjangkau empat kecamatan, yaitu Kecamatan Bangil, Kecamatan Beji, Kecamatan Gempol, dan sekitarnya. Alat tersebut juga tersambung ke pusat pemantauan di Pasuruan dan Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian, bila terjadi pencemaran lingkungan, baik udara maupun sungai, sumber pencemar dapat dipastikan dan dilacak dari perusahaan mana limbah tersebut berasal.
Dirinya berharap, pada tahun depan, Kabupaten Pasuruan mendapat bantuan tambahan dari pusat sehingga jangkauan penanganan pencemaran bisa lebih luas lagi.
(abi/wj)