PASURUAN, DIALOGMASA.com — Pengerjaan fisik dua bendung irigasi di wilayah Kecamatan Gempol yang dibiayai hibah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat, kini telah berjalan lebih dari satu bulan. Proyek tersebut meliputi rehabilitasi Bendung D.I Selang dengan nilai pagu Rp5.104.975.000, serta rehabilitasi Bendung D.I Mojokopek dengan nilai pagu Rp1.482.214.000.
Meski manfaatnya belum dirasakan langsung, ratusan petani di sejumlah desa seperti Bulusari, Karangrejo, Kejapanan, dan Carat mengapresiasi perhatian pemerintah terhadap pembangunan sektor pertanian. Mereka berharap pengerjaan dapat selesai tepat waktu agar pasokan air irigasi lebih lancar.
Berdasarkan data, lahan pertanian di Gempol yang bergantung pada dua bendung tersebut mencapai ratusan hektare dengan masa tanam tiga kali setahun. Rinciannya, Desa Bulusari memiliki total baku sawah 126,36 hektare (komoditas padi), Desa Karangrejo 86,34 hektare (padi dan jagung), serta Desa Kejapanan 37,64 hektare.
Sumadi, Ketua Kelompok Tani Desa Bulusari, menjelaskan bahwa kerusakan Dam Selang sudah berlangsung lama sejak diterjang banjir. Kondisi itu membuat petani kesulitan mendapatkan air irigasi saat musim tanam.
“Setiap tahun kami terpaksa melakukan kerja bakti gotong royong demi bisa mengairi sawah,” ujarnya saat ditemui, Selasa (19/8/2025).
Hal senada disampaikan Kiswoyo (58), petani asal Desa Bulusari. Ia merasa bersyukur perbaikan akhirnya dilakukan pemerintah, setelah bertahun-tahun air sawah terbuang percuma akibat tanggul jebol.
“Dengan adanya proyek ini, mudah-mudahan kesulitan petani bisa teratasi,” ungkapnya penuh harap.
Masyarakat berharap proyek rehabilitasi dua bendung vital tersebut berjalan lancar dan rampung sesuai target, sehingga keberlangsungan sektor pertanian di Gempol tetap terjaga.
(Abi/Wj)
