PODCAST, DIALOGMASA.com – Kualitas generasi muda Kabupaten Pasuruan menjadi fokus utama menjelang tahun 2026 dalam Podcast Wakil Rakyat bersama Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan Adinda Denisa, S.Psi., M.M., di Warung Teko, Beji Pasuruan, Rabu, 3 Desember 2025.
Podcast ini mengangkat tema “Menuju 2026, Pemuda Pasuruan Hebat (Aktif, Mandiri, dan Berprestasi)”, para narasumber sepakat bahwa penguatan peran keluarga dan adaptasi terhadap cara komunikasi remaja adalah kunci untuk melahirkan SDM unggul.
Adinda Denisa, yang dalam sesi ini hadir sebagai perwakilan anak muda di kursi legislatif, menekankan pentingnya peran lingkungan terdekat.
“Kalau kita ngomongin tentang remaja itu adalah usia-usia yang sangat dinamis. Tapi yang paling mempengaruhi memang saya juga setuju bahwa keluarga itu yang paling mempengaruhi,” ujar Adinda Denisa.

Ia menambahkan bahwa keluarga adalah lingkaran terdekat yang menanamkan karakter dan identitas agar remaja tidak kehilangan arah.
DP3AP2KB Fokus Kualitas, Bukan Sekadar Kuantitas
Dari ranah eksekutif, Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga dari Dinas P3AP2KB, Kurniatin Rosidah, S.Kep., Ns., M.Kep. (Bu Titin), menjelaskan pergeseran fokus dinasnya. Tugas utama BKKBN kini bukan lagi menekan jumlah penduduk, tetapi mengejar kualitas penduduk itu sendiri.
“Tujuannya biar kualitas penduduk kita ini bagus, kualitas penduduk atau SDM itu bagus maka harus berangkat dari lingkaran terdekat dulunya yaitu keluarga,” terang Bu Titin.
Bu Titin memaparkan bahwa program mereka bersifat menyeluruh, dimulai dari mendampingi Calon Pengantin (Catin), Ibu Hamil dan Menyusui (termasuk pencegahan stunting melalui kolaborasi dengan Dinas Kesehatan), hingga Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) untuk orang tua balita dan Bina Keluarga Remaja (BKR) untuk keluarga dengan remaja.
Strategi Genre: Lawan Risiko dengan Hook Digital
Mbak Firda Baihaq, S.KM., Penyuluh KB Ahli Muda dari BKKBN, menyoroti program andalan Generasi Berencana (Genre) sebagai upaya mempersiapkan pemuda di tengah tantangan bonus demografi. Ia mengajak audiens untuk mengingat Salam Genre, yang bertujuan agar remaja menjauhi tiga risiko utama: seks bebas, pernikahan dini, dan penyalahgunaan narkotika.
Mbak Firda mengakui bahwa cara edukasi pemerintah harus beradaptasi untuk menjangkau Generasi Z. Ia membagikan tips komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang efektif di media sosial.
“Ada dua tips nih, Mas. Yang pertama dalam konten itu munculkan hook,” kata Mbak Firda. Ia menekankan bahwa konten harus menarik, singkat (sekitar 15 detik), memanfaatkan algoritma media sosial, dan kedua menggunakan backsound yang sedang viral agar remaja mau mengunjungi dan terinspirasi dari pesan positif yang disebarkan.
Pesan Penutup: Yolo Positif dan Ciptakan Lingkungan Baik
Menanggapi kasus kenakalan remaja yang masih marak, Bu Titin berharap orang tua dan remaja lebih berani dan pintar beradaptasi, serta terus mencari masukan positif untuk membentuk karakter yang lebih baik.
Adinda Denisa turut berpesan kepada Generasi Z untuk mengubah pandangan tentang istilah YOLO (You Only Live Once).
“Jangan yolo untuk hal-hal yang negatif, yolo untuk hal-hal yang positif,” tegasnya. Ia mengajak pemuda memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar demi masa depan yang menanti.
Menutup segmen diskusi tersebut, pembawa acara (host), Mas Ali, menyimpulkan bahwa upaya menciptakan pemuda hebat harus didukung oleh lingkungan yang kondusif. Ia mengutip pepatah Arab:
“manusia anak lingkungan”.
Ayo kita bersama-sama menciptakan lingkungan positif mulai dari diri sendiri, keluarga kita, masyarakat sekitar, teman-teman, rekan kerja dan semuanya. (Red)

