Perjalan Karir Yoska Membara, Dari Warnet hingga Jadi Fotografer yang Karyanya Dikenal Banyak Orang

gayuh
3 Min Read

Perjalan Karir Yoska Membara, Dari Warnet hingga Jadi Fotografer yang Karyanya Dikenal Banyak Orang

gayuh
3 Min Read

FEATURE, DIALOGMASA.com – Nama aslinya mungkin tak banyak dikenal, tapi karya-karyanya di dunia foto pernikahan sudah menyebar ke mana-mana. Dia adalah Yoska Membara, fotografer asal Pasuruan yang mengawali perjalanannya dari keterbatasan—tanpa komputer, tanpa kamera—tapi penuh semangat belajar dan rasa cinta pada visual.

“Awalnya suka fotografi itu gara-gara sering lihat album-album foto masa kecil, lihat foto-foto orang tua juga. Dari situ rasanya seneng aja,” cerita Yos.

Ketertarikannya makin kuat saat ia masuk SMK jurusan Multimedia di Wahidiyah Pandaan. Di sana ia belajar desain, fotografi, dan editing—tiga hal yang kemudian jadi dasar kuat untuk usahanya sekarang.

Tapi belajar multimedia di sekolah bukan perkara mudah. “Teman-teman udah punya komputer dan laptop, saya belum punya,” kenangnya.

Saat itu, ia harus ke warnet kalau mau belajar lebih lanjut. Harga sewanya pun nggak murah untuk ukuran pelajar saat itu—bisa Rp1.500 sampai Rp2.500 per jam.

Meski begitu, Yos nggak kehabisan akal. Karena belum punya kamera sendiri, ia mendekati teman-temannya yang punya, lalu mencarikan model dari kenalannya.

“Pokoknya asal bisa motret, asal bisa belajar. Saya suka banget hunting foto,” ujarnya. Di waktu senggang, ia juga sempat nyambi jualan online sambil tetap belajar foto dan editing.

Tahun 2014 jadi titik balik. Yos mulai ikut-ikutan kerja bareng fotografer wedding. Setiap ada tawaran kerja, dia ambil. Dari situ ia mulai belajar teknik-teknik foto secara langsung di lapangan. Tiga tahun kemudian, tepatnya 2017, Yos mendirikan vendor sendiri. Ia banyak belajar dari gaya-gaya vendor luar negeri yang menurutnya punya karakter visual unik.

“Saya nggak mau hasilnya sama kayak kebanyakan vendor di Indonesia. Saya coba beda. Saya pelajari karakter visual luar negeri, terus saya terapkan,” katanya.

Ia juga rajin ikut seminar dan workshop, sampai akhirnya merasa ilmunya makin matang. Dari situ muncul ide: karyanya harus punya ciri khas. “Saya pengin orang bisa tahu, ‘Oh ini fotonya Yos,’ walaupun nggak ketemu saya langsung.”

Uniknya, Yos baru punya kamera sendiri di tahun 2019. Sebelumnya, ia masih pinjam-pinjam. Tapi itu tak menghalangi semangatnya. Bahkan di tengah pandemi Covid-19, saat ia memutuskan menikah karena situasi yang mendesak, ia tetap jalan terus memotret sambil nyambi jadi guru.

Salah satu momen paling membekas baginya adalah saat ia memotret pernikahan sepasang pengantin dari Surabaya yang tinggal di Bangil.

“Mereka sempat hampir pisah, tapi si cewek kirim foto-foto wedding dan video prewedding ke cowoknya. Setelah itu mereka batal cerai, malah terima kasih berkali-kali ke saya,” kata Yos. Mereka bahkan datang lagi membawakan bingkisan sebagai ucapan terima kasih.

Dari situ, Yos sadar profesi fotografer bukan cuma soal estetik dan gaya, tapi juga bisa berpengaruh ke kehidupan seseorang.

“Ternyata foto bisa jadi pengingat, bisa menyelamatkan hubungan. Makanya saya makin bangga dan senang jalani ini,” tutupnya. (Red)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×