PASURUAN (dialogmasa.com) – Perjalanan yang dilakukan oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Pasuruan ke Magelang untuk mempromosikan wisata Pasuruan mendapat perhatian dari masyarakat. Salah satu warga asal Beji, Wawan, menilai bahwa kegiatan tersebut perlu dievaluasi.
Menurut Wawan, promosi wisata ke luar daerah saat ini harus dikaji ulang, terutama dalam era digital. “Sekarang era digital, kalau tujuannya untuk promosi cukup dengan membuat konten yang menarik dan berkualitas,” ujarnya kepada Dialog Masa, Jumat (04/10/24).
Ia juga menambahkan bahwa jika memang diperlukan adanya komunikasi atau negosiasi di luar kota, sebaiknya hanya dilakukan oleh pihak dinas yang digaji oleh negara, sehingga tidak perlu melibatkan organisasi masyarakat dan menghindari biaya besar.
Selain itu, Wawan menyoroti pentingnya meningkatkan kualitas infrastruktur dan fasilitas di Pasuruan sebagai langkah prioritas dalam mendukung promosi wisata. “Jalanan di Pasuruan masih banyak yang gelap, rusak, dan bergelombang. Selain itu, minimnya tempat tongkrongan santai membuat banyak warga Pasuruan lebih memilih pergi ke Mojokerto, seperti ke Trawas, hanya untuk sekadar bersantai dan ngopi,” lanjutnya.
Ia menegaskan, evaluasi terhadap perjalanan PHRI ini penting untuk melihat seberapa besar dampaknya bagi masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pasuruan. Wawan juga mendorong pihak dinas untuk memberikan transparansi terkait biaya yang dikeluarkan dalam perjalanan tersebut.
“Semua ini bukan untuk mencari kesalahan, melainkan untuk evaluasi dan transparansi kepada publik. Di era digital ini, keterbukaan soal biaya kegiatan sangat penting, karena yang digunakan adalah uang rakyat,” pungkasnya. (Al/Wd)
