PASURUAN (dialogmasa.com) – Petani tomat di Nongkojajar kembali menghadapi ujian berat. Meskipun hasil panen mereka cukup baik, harga jual yang rendah membuat petani merugi. Sejak tiga hari lalu, harga tomat hanya Rp 500 per kilogram, dan kini naik sedikit menjadi Rp 1.200. Namun, angka ini masih jauh di bawah harga pokok produksi (HPP), sehingga keuntungan petani nyaris tidak ada.
“3 hari yang lalu harga cuma Rp.500, dan sekarang mengalami kenaikan harga mencapai Rp.1.200,” ujar seorang petani tomat di Nongkojajar kepada Dialog Masa, Jumat (04/10/2024).
Petani tersebut juga mengeluhkan bahwa keuntungan mereka habis hanya untuk biaya operasional. “Yang dirasakan petani sekarang keadaan tomat bagus, harga yang tidak bagus. Di buat menyewa krat saja per biji Rp.1.500, belum juga di buat membayar kulinya,” imbuhnya.
Petani berharap pemerintah segera turun tangan untuk menstabilkan harga agar roda perekonomian petani dan pekerja di sektor pertanian bisa berputar kembali. “Harapannya harga lebih stabil, dapat mengangkat ekonomi kuli/pekerja,” tutupnya.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Pasuruan, Umu Latifah, serta Sekda Kabupaten Pasuruan, Yudha Triwidya Sasongko, belum memberikan tanggapan meski telah dihubungi melalui ponsel. (Al/WD)