DIALOGMASA.com – Platform berbagi video pendek TikTok semakin naik daun lantaran memanjakan para penikmat hiburan. Wadah kreativitas dan berekspresi ini juga menuai beragam kontroversi.
Kehadiran fitur-fitur di TikTok berhasil memikat pengguna, seperti filter, efek, hingga latar belakang. Pengguna pun lebih leluasa menciptakan konten kreatif.
Hal ini sejalan dengan beberapa kritikus yang sering menuding TikTok mendulang data. Berdasarkan laporan siber oleh tim peneliti 2.0 dari perusahaan siber Australia (dilansir dari BBC, 26 Maret 2024), TikTok mengumpulkan rincian data berupa lokasi, perangkat, hingga aplikasi pada perangkat.
Selama bertahun-tahun, para legislator Amerika Serikat juga berkeyakinan bahwa data yang dikumpulkan media sosial bisa digunakan untuk membahayakan keamanan nasional.
Sebuah opini mencuat dari akun @Aim Mantap di Quora yang diupload pada 24 Maret 2025 yang menangkap keresahan bahaya TikTok, salah satunya mempengaruhi pola pikir anak.
Universitas Alma Ata menyebut bahwa ada efek negatif yang akan mengintai para remaja. Melalui almaata.ac.id yang diupload tanggal 11 Juni 2024, ini sederet efek negatif dari aplikasi TikTok:
- Penggunaan aplikasi TikTok yang tak terkontrol dapat mengakibatkan kecanduan gadget terutama para remaja. Seringkali pengguna remaja menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton video, sehingga mengganggu waktu belajar hingga aktivitas fisik.
- Konten-konten di TikTok mempengaruhi kesehatan mental. Bahkan konten yang tak sesuai dapat menimbulkan stres, kecemasan bahkan menurunkan rasa percaya diri.
- Trend challenge di TikTok mendorong remaja mengikuti gaya hidup yang tidak sehat, contohnya diet tak seimbang.
- Remaja sering terjebak menikmati TikTok selama berjam-jam sehingga mengurangi produktivitas.
- Terlalu sering terpapar konten yang tidak terkontrol akan berpengaruh terhadap pola pikir remaja, sehingga menyebabkan ekspektasi tak realistis.
- TikTok tidak menjamin lingkungan bebas dari kekerasan dan pelecehan, padahal remaja rentan terhadap hal-hal semacam ini.
- Sekarang ini jumlah pengikut TikTok sering dijadikan tolak ukur keberhasilan, sehingga remaja terlalu mencari validasi eksternal.
- Keterlibatan remaja terhadap berbagai tantangan atau trend tanpa disadari mengorbankan privasi, dan membuka celah masalah keamanan.
Oleh karena itu, pengawasan orang tua tetap dibutuhkan agar para remaja tidak terpapar dampak negatif penggunaan platform TikTok dan media sosial lainnya. (DH/WD)