PASURUAN, DIALOGMASA.com – Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 Mei, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Perpusip) Kabupaten Pasuruan menggelar Road Show Literasi Musik. Acara ini berlangsung meriah dan penuh semangat di Taman Chandra Wilwatikta, Pandaan, pada Selasa, 20/05/2025.
Road Show Literasi Musik ini membuktikan bahwa literasi bisa dikemas dengan cara yang asyik, kreatif, dan menginspirasi. Melalui perpaduan antara seni dan edukasi, kegiatan ini mampu menarik perhatian generasi muda untuk lebih mencintai literasi dalam bentuk yang lebih menyenangkan dan mudah diakses.
Mengusung semangat kolaborasi antara budaya baca dan seni musik, kegiatan ini menghadirkan ratusan pelajar dari jenjang SD, SMP, hingga SMA/sederajat se-Kabupaten Pasuruan. Tak hanya menonton, mereka juga terlibat aktif dalam berbagai sesi yang digelar, mulai dari talkshow, penampilan karya, coaching clinic musik, hingga peluncuran buku dan penampilan seni.

Acara ini semakin istimewa dengan kehadiran dua musisi rock nasional, Edo Widiz (Voodoo) dan Roy Jeconiah (Boomerang), yang memberikan coaching clinic langsung kepada para siswa. Namun, bukan konser yang ditonjolkan—melainkan demonstrasi keterampilan bermusik dan semangat berbagi ilmu kepada generasi muda.
Wakil Bupati Pasuruan, Shobih Asrori, turut hadir dan memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif Dinas Perpusip. Dalam sambutannya, ia mengungkapkan kisah awal tumbuhnya semangat literasi di Pasuruan.
“Sekitar sepuluh tahun lalu, Kabupaten Pasuruan belum memiliki Duta Baca. Saat itu, saya masih menjadi anggota DPRD dan langsung mengalokasikan dana pokir sebesar 100 juta rupiah. Alhamdulillah, bibit yang kami tanam kini tumbuh dengan baik. Bahkan, kini kita punya Duta Literasi,” tuturnya.
Menurutnya, kegiatan seperti ini mampu mengubah persepsi tentang literasi yang selama ini hanya identik dengan membaca buku.
Senada dengan itu, Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pasuruan, Diano Vela Fery, menegaskan bahwa literasi sejatinya bersifat luas dan bisa dikaitkan dengan berbagai bentuk kreativitas.
“Tahun lalu kita adakan literasi merias, sekarang literasi musik. Literasi itu bukan hanya soal membaca, tapi juga soal menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki masyarakat, khususnya generasi muda,” ujarnya.
Diano menambahkan bahwa pihaknya ingin menjadikan perpustakaan sebagai ruang yang menyenangkan—bukan tempat yang membosankan. Melalui pendekatan seni, ia berharap akan muncul bakat-bakat baru dari Pasuruan yang bisa bersaing di level nasional bahkan internasional.
“Kabupaten Pasuruan ini punya banyak hal yang membanggakan. Namun, pekerjaan rumah kita adalah bagaimana membuat orang luar merasa betah, menikmati waktunya di sini, bahkan rela menghabiskan uangnya di Kabupaten Pasuruan. Salah satu caranya, ya, dengan menciptakan kegiatan-kegiatan yang asyik, kreatif, dan menyenangkan seperti ini,” pungkasnya.
Tak hanya itu, acara ini juga menjadi momentum peluncuran dua buku karya anak-anak Pasuruan. Buku Karya Andita, Si mungil bertubuh sebening kaca —sebuah cerita anak yang mengangkat ikan lempuk khas Pasuruan—merupakan hasil proses kreatif selama satu tahun. Sedangkan buku karya Alif Sukma Mukhlisin, Visualtherapeutic, merupakan hasil penelitian dan proses desain selama empat tahun, termasuk melibatkan anak usia 10 tahun sebagai ilustrator.
Perwakilan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, Adi Wiyanto ST MM, turut hadir dan memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Nilai indeks kegemaran membaca di Jawa Timur meningkat dari 69,78 menjadi 77,15 pada tahun 2024. Ini menempatkan Jawa Timur di posisi ketiga nasional. Kegiatan seperti ini punya peran besar dalam peningkatan itu,” ungkapnya.
Ia juga menekankan bahwa literasi memiliki banyak bentuk—mulai dari membaca, menulis, numerasi, hingga literasi musik dan sains. Menurutnya, Kabupaten Pasuruan telah menunjukkan langkah nyata dan kreatif dalam mendorong budaya literasi yang membumi dan membahagiakan.
Acara ditutup dengan performa bintang tamu, pertunjukan musik kolaboratif, serta antusiasme tinggi dari para siswa yang menunjukkan bahwa literasi memang bisa hadir dalam irama yang menyenangkan. (AL/WD)